Bisnis.com, JAKARTA - Perangkat televisi pintar atau smart TV memiliki prospek yang menjanjikan di pasar Indonesia sejalan dengan pemerataan akses 4G dan pengembangan teknologi 5G.
Dalam smart TV, dibenamkan teknologi berbasis internet of things (IoT) untuk menjalankan tiap fitur canggih yang ditawarkan.
Di Indonesia sendiri, jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat pada 2022, dan akan meningkat jadi 678 juta perangkat pada 2025 dengan hadirnya 5G.
Smart TV adalah salah satu penerapan teknologi IoT dalam kehidupan sehari-hari. Tercatat, dua produsen teknologi asal China, yakni Oppo dan Xiaomi memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan upaya mereka melakukan penetrasi smart TV ke pasar Indonesia.
PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto belum memutuskan untuk mengembangkan pasar smart TV di Tanah Air. Saat ini masih dilakukan kajian mengenai persiapan perusahaan dan permintaan pasar bagi televisi untuk segmen atas (high-end).
"Kita akan mengamati perkembangan selanjutnya seperti apa, jadi kita akan wait and see," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (31/8/2022).
Dia tidak menampik bila smart TV sebagai bagian dari IoT memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun Oppo masih harus melihat lagi bagaimana kemajuan teknologi tersebut, terutama terkait bagaimana jaringan 5G bisa merata di Indonesia.
Lebih lanjut Aryo menegaskan bahwa Oppo bukanlah perusahaan yang gegabah. Pasalnya, menurutnya banyak perusahaan yang masuk ke bisnis smart TV hanya mengandalkan rebranding sebuah merek.
"Itu yang kita hindari. Oppo tidak pernah dan tidak mau rebranding suatu produk," tegasnya.
Menurutnya, untuk masuk ke bisnis smart TV, banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari service center, lini produksi, dan lainnya.
Bukan itu saja, dia melihat Indonesia sejauh ini bukanlah target pasar smart TV Oppo yang baru tersedia di China. Sebab, perangkat TV pintar ini masih tergolong level atas dengan harga belasan hingga puluhan juta.
"Oppo smart TV-nya 8K, benar-benar smart TV, punya kamera depan, bisa terhubung dengan zoom dan lain-lain. Kalau memang itu kami paksakan masuk di sini maka kita bertarungnya dengan pemain TV lama yang mungkin harganya bisa di Rp15 juta-20 jutaan. Makanya kita tidak bermain di sini," kata Aryo.
Namun, Xiaomi Indonesia justru memiliki sikap yang berseberangan dengan Oppo. Mereka sudah meluncurkan produk smart TV sejalan dengan upaya pemerintah untuk melakukan migrasi siaran analog ke digital.
Bukan itu saja, Associate Marketing Director Xiaomi Indonesia Stephanie Sicilia juga menilai meningkatnya penetrasi internet di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir turut berkontribusi dalam boomingnya smart TV.
"Sejak pemerintah menggulirkan rencana analog switch off [ASO], Xiaomi melihat potensi untuk terus menghadirkan produk smart TV berkualitas yang sejalan dengan kebijakan ini," tuturnya.
Dia mengeklaim Xiaomi terus mengusung strategi Smartphone x AIOT yang terus diaplikasikan dalam berbagai penentuan kebijakan perusahaan, termasuk menghadirkan deretan smart TV yang mendukung siaran digital (DVB T2).
Sejak Juli 2022, lanjutnya, Xiaomi telah menghadirkan deretan smart TV mulai dari kelas premium (Q1E 55") A2 Series berbagai ukuran, dan layar yang besar seperti P1E 65".
Stephanie menambahkan, untuk pasar Indonesia sendiri, smart TV adalah salah satu produk ekosistem AIoT yang paling favorit di luar produk smartphone Xiaomi.
Dia menegaskan perusahaan akan terus menggarap segmen smart TV secara lebih serius mulai dari perluasan jaringan ritel, ketersediaan unit, hingga layanan purna jual yang prima.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menyebut bukan tidak mungkin smart TV booming di Indonesia. Sebab, layanan yang merupakan konvergensi televisi, internet dan video on demand ini dianggap sebagai generasi kini dan ke depan dari pertelevisian.
Namun dia menilai, bila penggunaan perangkat canggih tersebut mulai menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka kebutuhan akan internet yang cepat bakal meningkat.
"Dampaknya akan berimplikasi terhadap kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan speed dan kebutuhan upgrade jaringan di sisi operator," kata Heru.
Adapun, PT XL Axiata Tbk. (XL Axiata) menyambut baik perkembangan teknologi tersebut dengan terus meningkatkan kualitas jaringan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan koneksi internet yang cepat, salah satunya untuk mengakses smart TV.
Pasalnya, kehadiran smart TV ini secara tidak langsung akan sangat berdampak terhadap penggunaan internet. Hal itu dikarenakan smart TV memang akan berfungsi maksimal bila ada koneksi internet yang baik.
Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih menilai potensi penggunaan smart TV akan makin banyak dikarenakan lebih praktis.
Bukan itu saja, pengguna juga bisa lebih banyak menikmati konten-konten di luar dari saluran TV yang sudah ada dengan menggunakan koneksi internet, seperti Youtube atau aplikasi hiburan lainnya.
"Selama ini kami terus berusaha meningkatkan jangkauan dan kapasitas jaringan kami agar pelanggan memiliki pengalaman yang lebih baik pada saat menggunakan layanan kami," tutur Ayu, sapaan akrabnya.