Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengecek kemajuan pembuatan satelit di Boeing, SpaceX, dan Hughes Network System di Amerika Serikat. Satelit-satelit tersebut ditargetkan dapat meluncur pada kuartal I/2023.
Boeing merupakan perusahaan manufaktur satelit untuk proyek Hot Backup Satellite (HBS). SpaceX perusahaan penyedia roket peluncur (rocket launcher) untuk HBS tersebut. Sedangkan Hughes Network System perusahaan yang menyediakan solusi broadband bagi satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang digunakan HBS.
"Program HBS direncanakan memulai konstruksinya pada 2022 ini dan akan diluncurkan pada kuartal I/2023. Diharapkan pada kuartal IV/2023 sudah dapat beroperasi melayani masyarakat," kata Johnny dalam siaran pers dikutip Rabu (27/7/2022).
Sementara itu Bakti Kemenkominfo telah menandatangani kontrak proyek HBS dengan pemenang lelang Konsorsium Nusantara Jaya pada Maret 2022.
Direktur Utama Bakti Anang Latif mengatakan Konsorsium Nusantara Jaya merupakan gabungan dari beberapa perusahaan, yaitu PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
"Ada beberapa alasan pentingnya pengembangan proyek HBS ini. HBS dipilih dalam rangka menyediakan dukungan cadangan untuk memitigasi segala risiko yang mungkin terjadi pada satelit Satria-1," sebutnya.
Selain memiliki fungsi utama sebagai cadangan bagi Satria-1, sambung Anang, penyediaan HBS bertujuan untuk menambah kecepatan internet dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Adapun dia menuturkan, proyek pembuatan HBS berlangsung sejak 19 Oktober 2021 ketika Kemenkoninfo melalui Bakti melaksanakan pengadaan dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Utama Bakti No 4/2021 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite untuk Transformasi Digital.