Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah badai PHK startup yang tengah merundung industri teknologi, kalangan pemodal ventura percaya bahwa nasib perusahaan rintisan di bidang energi bersih atau climate tech, akan berbeda.
Hal itu menjadi logis jika dihubungkan dengan arus ekonomi hijau untuk mendukung transisi energi berkelanjutan yang tengah dikejar banyak negara.
Menurut BloombergNEF, sebuah kelompok riset energi bersih, startup di bidang teknologi iklim mengantongi pendanaan senilai US$53,7 miliar atau sekitar Rp85 triliun pada 2021. Uang tunai itu mengalir untuk pengembangan skuter listrik hingga mesin untuk memproduksi daging ayam sintetis.
Arus kas ini melibatkan manajer aset besar dan perusahaan yang mendukung solusi krisis iklim untuk mencapai tujuan environmental, social, governance (ESG).
Meksi demikian, ada kekhawatiran bahwa gelembung pendanaan ini akan berakhir sama dengan kejatuhan industri ini satu dekade silam. Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6/2022), saat itu, climate tech kebanjiran miliaran dolar yang bermuara ke perusahaan yang didedikasikan untuk energi terbarukan dan pengurangan emisi.