Pasar Smartphone Lesu, Persaingan Vendor Bakal Kendor?

Rahmi Yati
Minggu, 19 Juni 2022 | 18:35 WIB
Pengunjung mencoba smartphone/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mencoba smartphone/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Laporan International Data Corporation’s (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker menunjukkan bahwa pada awal 2022, pasar smartphone di Indonesia terlihat lesu dengan penurunan sebesar 17,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan biasanya awal tahun memang terjadi penurunan pangsa pasar lantaran setelah libur akhir tahun, vendor-vendor butuh waktu untuk mempersiapkan smartphone baru.

Namun begitu, dia menilai di era sekarang, persaingan bakal makin ketat akibat peta tipe smartphone yang juga berubah.

"Kalau dulu smartphone bisa berumur lama. Sekarang ini paling 3-4 bulan dan butuh berganti model demi kebaruan," katanya, Minggu (19/6/2022).

Bukan itu saja, dia menilai ke depannya pasar smartphone Indonesia yang dinamis akan makin ramai dalam perebutan pangsa pasar. Walaupun saat ini resesi dan pandemi Covid-19 masih mengintai.

Sebab, menurut Lucky, kendati saat ini terjadi penurunan daya beli yang berimbas kepada jumlah penurunan penjualan, belum lagi masalah chipset yang masih belum teratasi, para vendor bakal dituntut memutar otak bagaimana caranya produk mereka akan jadi paling dilirik oleh pelanggan.

"Untuk persaingan di dalam negeri sendiri, Samsung sejak awal tahun sudah menggebrak dengan ponsel flagship dan seri A-nya. Hal ini yang menyebabkan Samsung bisa merebut kembali posisi pertama di market share Indonesia," ujar Lucky.

Secara kontras, sambung dia, Xiaomi yang biasanya memegang kendali di smartphone murah, sepanjang kuartal I/2022 tidak merilis smartphone baru. Kemungkinan dikarenakan keterbatasan komponen seperti chip yang sedang susah atau terbatas sehingga berimbas pada peringkatnya yang anjlok ke posisi ke-4.

Sementara OPPO, Vivo dan Realme, tambahnya, di awal tahun juga punya produk- produk terjangkau yang banyak dicari, tetapi masih kalah tipe dibanding Samsung, sehingga pertumbuhannya minus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper