Bakti Akui Target Pembangunan BTS di Wilayah 3T Molor

Rahmi Yati
Jumat, 15 April 2022 | 10:53 WIB
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui bahwa target pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) tidak sesuai rencana atau molor dari jadwal. 

Direktur Sumber Daya dan Administrasi Bakti Fadhilah Mathar mengatakan bukan hal mudah membangun infrastruktur digital di desa-desa terpencil. Menurutnya ada beberapa persoalan yang harus dihadapi.

"Saat ini, rata-rata progres pembangunan BTS 4G Fase 1 adalah 86 persen di mana 1.900-an lokasi dari target 4.200 telah on air," katanya kepada Bisnis, Jumat (15/4/2022).

Fadhilah memerinci, ada beberapa persoalan yang harus dihadapi dalam proses pembangunan BTS tersebut. Adapun kendala yang dimaksud antara lain tantangan alam, persoalan logistik, transportasi, dan ketersediaan Sumber daya manusia (SDM), ditambah dengan situasi keamanan yang kurang kondusif di beberapa wilayah.

Bukan itu saja, dia menyebut terganggunya supply chain perangkat akibat Pandemi Covid-19 juga menyebabkan molornya proses pembangunan.

"Namun seluruh tantangan dan persoalan tersebut, tidak menyurutkan tekad pemerintah untuk terus melanjutkan penyediaan sinyal 4G dan akses internet bagi masyarakat di wilayah 3T," tegasnya.

Dengan begitu, Fadhilah memastikan bahwa Bakti akan terus berupaya mengebut pembangunan BTS tahap I hingga total target 4.200 desa dapat selesai 100 persen pada tahun ini.

Adapun dia menuturkan, pemerintah telah mengalokasikan dana pembangunan sebesar Rp11 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan salah satu komponen terbesar adalah biaya logistik pengiriman material, lantaran banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan helikopter.

"Menyadari bahwa di era pandemi akses internet kian dibutuhkan dan diprediksi tidak akan mengalami penurunan kebutuhan bahkan paska-pandemi, Bakti secara sungguh-sungguh dengan berbagai tantangan di atas, terus melanjutkan pembangunan BTS 4G di desa-desa 3T di seluruh Indonesia," tutup Fadhilah.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper