Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan atau startup agritech Crowde kini membuka peluang kerjasama yang lebih luas dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dari seluruh Indonesia. Hal tersebut disampaikan ketika Crowde berpartisipasi dalam acara Eastern Indonesia Financial Innovation Lab (EIFIL), yang merupakan inisiatif dari OJK dan Asian Development Bank (ADB).
Chief Executive Officer Crowde Yohanes Sugihtononugroho menyebut, dimulai padaJuli 2020, program EIFIL bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor fintech dengan BPD yang berlokasi di Indonesia Timur. Agar keduanya dapat saling berinovasi dan meningkatkan kapasitas BPD sebagai penggerak utama inklusi keuangan di wilayah setempat.
Menurutnya EIFIL memberikan fokus lebih kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dibangun oleh perempuan dan anak-anak muda, terutama pada sektor agrikultur dan pariwisata.
Saat ini, dia menambahkan, masalah yang kerap dihadapi oleh para BPD adalah kesulitan mencari off-takers, yaitu penjamin komoditas hasil panen. Peran penting off-takers adalah untuk menghubungkan komoditas petani/perkebunan ke pasar yang lebih besar.
Yohanes mengklaim, melalui teknologi dan platform yang tersedia, perusahaan berusaha menyediakan solusi bagi para BPD untuk memitigasi risiko. Saat ini startup tersebut telah memiliki 158 mitra off-takers yang dapat menyalurkan hasil panen ke kanal retail modern dan juga industri pengolahan.
“Teknologi yang telah kami rancang dalam aplikasi Crowde membantu dalam meminimalisir risiko yang terjadi di lapangan, karena kita bisa memantau secara langsung periode waktu panen, dan sebagainya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (8/4/2022).
Yohanes mengklaim kolaborasi antara Crowde dan BJB merupakan contoh keberhasilan dari kerjasama yang baik antara Bank Pembangunan Daerah dengan startup fintech. Dengan memasukkan para petani lokal ke dalam ekosistem, perusahaan memberikan dukungan berupa pendampingan budidaya oleh para ahli, sarana produksi pertanian melalui mitra toko tani, serta membuka akses pasar yang didukung oleh 158 mitra off-taker.
Selain itu, startup tersebut juga mengaku telah menyediakan akses permodalan yang dibutuhkan petani untuk memulai usahanya. Dengan itu akses terhadap pendanaan bisa membuka kesempatan yang lebih luas, terutama untuk masyarakat yang belum tersentuh/memiliki akun bank (unbanked), untuk membangun rekam jejak dan digitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan data yang ada.
Sebagai informasi, Crowde telah menyalurkan pendanaan ke 37.000 petani selama tahun 2021. Bantuan pendanaan ini turun dalam bentuk sarana produksi pertanian.
“Kami sedang berupaya untuk bisa membuka pintu kolaborasi dengan puluhan BPD yang tersebar di seluruh daerah, terutama di wilayah Indonesia Timur, agar tercipta ekosistem keuangan lokal yang inklusif, berdikari, dan berkesinambungan," ujar Yohanes.