Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi mengatakan bahwa gelaran Presidensi G20 Indonesia harus dapat melahirkan warisan untuk tata kelola ekonomi digital.
Hal itu disampaikan Dedy usai menggelar agenda pertama yaitu workshop dari rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG). Menurutnya, keputusan tersebut merupakan kesepakatan di antara semua stakeholder yang ada di Indonesia yang terkait dengan isu ekonomi digital.
"Workshop hari ini menghasilkan beberapa hal yang perlu kita tindak lanjuti ke depan. Salah satu yang menjadi sangat penting adalah kesepakatan di antara pihak-pihak, stakeholders yang ada di Indonesia dan kemudian terkait dengan isu ekonomi digital bahwa Presidensi G20 Indonesia dalam bidang ekonomi digital harus melahirkan satu legacy Indonesia untuk tata kelola ekonomi digital global di masa-masa yang akan datang," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/3/2022).
Dedy yang juga menjabat sebagai Co-Chair DEWG Presidensi G20 Indonesia itu berharap, Indonesia dapat menjadi promotor prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai dasar dalam membangun ekonomi digital bagi negara-negara G20.
Adapun dia menuturkan, agenda yang digelar hari ini bertujuan untuk memperkaya, memperdalam, dan mempersiapkan agenda-agenda berikutnya. Yakni pada 15 Maret 2022 akan dilaksanakan Kick-off Meeting DEWG di Hotel Grand Hyatt yang menandai dimulainya keseluruhan rangkaian DEWG Presidensi G20 Indonesia.
"Rangkaian kegiatan terdiri dari empat putaran perundingan, dua workshop, dan tiga side events yaitu peluncuran Program Nasional Talenta Digital Indonesia, Digital Inovation Network, dan puncaknya yakni Digital Transformation Expo yang dilaksanakan pada 15-16 November 2022 bersamaan dengan pertemuan tingkat kepala negara di Bali," imbuhnya.
Sebagai informasi, agenda DEWG hari ini dihadiri oleh national knowledge partner atau mitra substansi nasional Kementerian Kominfo, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran
Selain itu, hadir pula national strategic stakeholder yakni Masyarakat Telekomunikasi (Mastel), Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), Asosiasi Big Data dan AI, Siberkreasi, dan Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA).