Bisnis.com, JAKARTA - TaniHub berusaha memastikan pasokan barang tersedia dengan segar dari para petani guna menggaet konsumen kebutuhan sehari-hari.
Chief Marketing Officer and Director of People and Culture TaniHub Group Ritchie Goenawan menyebut, perusahaannya selalu memastikan stok barang selalu tercukupi sesuai dengan permintaan (high product availability) dan berkomunikasi intens dengan lebih dari 60.000 mitra petani, termasuk mereka yang menjadi petani binaan di TaniFund dan ribuan pemasok.
"Selain itu, kami selalu berusaha menyediakan pilihan produk yang sangat beragam," ujarnya, Sabtu (5/2/2022).
Hingga kini, guna menembus pasar kebutuhan sehari-hari, TaniHub memiliki lebih dari 3.000 item SKU (stock keeping unit), baik produk fresh maupun olahan.
Di sisi hilir, dia menambahkan, TaniHub berupaya memastikan para pembeli memiliki pengalaman yang menyenangkan ketika menggunakan TaniHub melalui aplikasi serta laman dan toko daring.
"Ketika produk dikirimkan, kami juga selalu mengusahakan pesanan bisa diterima pada hari yang sama dan selalu siap melayani keluhan atau pertanyaan konsumen melalui customer service yang sangat responsif dan solutif," ujarnya.
Sebelumnya menurut survei yang diterbitkan Institute for Business Value IBM (NYSE:IBM) pada, Rabu (2/2/2022), dari 19.000 responden sekitar 72 persen masih menggunakan motode belanja secara langsung (ke toko) untuk memenuhi kebutuhan harian.
Adapun, 27 persen responden mengaku menggunakan metode belanja campuran (digital dan ke toko langsung). Para responden yang menggunakan metode campuran merupakan generasi muda (Gen z).
Alasan teratas responden memilih untuk mengunjungi toko adalah dapat menyentuh dan merasakan produk sebelum membelinya (50 persen), memilih dan menentukan produk mereka sendiri (47 persen), serta bisa langsung mendapatkan produk yang diinginkan (43 persen), meskipun barang yang dicari pembeli di toko fisik bervariasi menurut kategori produk.
Departemen Agrikultur AS “Retail Foods” untuk Indonesia dalam laporannya menyebut, penjualan kebutuhan sehari-hari di Indonesia pada 2020 mencapai US$97 miliar. Pasar atau warung tradisional menguasai 79% dan sisanya dikuasai oleh peritel modern.
Riset yang dilakukan Fitch Ratings terkait industri grocery shopping pada September 2021 menyebut, dalam 3 tahun ke depan, kegiatan berbelanja secara langsung atau pergi berbelanja masih akan mendominasi.
Adapun menurut riset Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada Oktober 2021, dari 10.000 responden, hanya 2,8 persen yang mengaku sangat sering berbelanja secara daring melalui aplikasi e-commerce.