Waste4Change Kelola Lebih dari 8.000 Ton Sampah, Ekonomi Hijau Mulai Dilirik

Ahmad Thovan Sugandi
Kamis, 30 Desember 2021 | 07:01 WIB
Pekerja memilih barang bekas di tempat pengepulan sampah elektronik di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengatakan jumlah limbah elektronik pada periode Februari sampai dengan Oktober 2020 mencapai 22 ton atau sebanyak 22.683 kilogram. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja memilih barang bekas di tempat pengepulan sampah elektronik di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengatakan jumlah limbah elektronik pada periode Februari sampai dengan Oktober 2020 mencapai 22 ton atau sebanyak 22.683 kilogram. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Startup pengelola sampah, waste4Change sepanjang 2021 telah mengelola lebih dari 8.000 ton sampah. Pada 2025, perusahaan tersebut menargetkan dapat mengelola 2.000 ton sampah tiap harinya.

Founder & CEO Waste4Change M. Bijaksana Junerosano menyebut PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) terus mendorong inovasi pengelolaan sampah untuk menjawab isu persampahan yang terjadi di Indonesia.

"Semua layanan kami mendukung tujuan program Indonesia Bersih Sampah 2025 [Jakstranas]," ujarnya, Rabu (29/12/2021).

Bijaksana mengatakan, hingga akhir 2021 Waste4Change telah mengelola sebanyak 8.424 ton sampah. Adapun untuk 2022 perusahaannya berkomitmen untuk meningkatkan jumlah sampah yang bisa didaur ulang melalui metode trading material.

Pada 2022, Waste4Change akan menargetkan untuk bisa mengelola lebih banyak sampah dan memperluas cakupan layanan dengan mendapatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 2 kali lipat.

Dia menjelaskan target sampah yang terkumpul pada 2024-2025 adalah sebanyak 2.000 ton per hari, dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi yang mampu meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah dalam jumlah besar.

Menurutnya, Waste4Change selama 2021 mencatat pertumbuhan pendapatan cukup memuaskan di angka sebesar 66 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun dalam pengelolaan sampah, startup tersebut telah bekerjasama dengan 18 mitra daur ulang.

Bijaksana memaparkan layanan pengangkutan sampah Waste4Change telah menjangkau 2.828 kepala keluarga di dua kawasan residensial, serta 68 perusahaan klien di 114 titik lokasi.

Sementara itu, dia melanjutkan Waste4Change juga telah menjalankan 300 proyek pendampingan komunitas, riset, dan pelatihan manajemen sampah sepanjang 2012-2020, dengan total 518.366 orang penerima manfaat langsung, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Terkait pendanaan, sampai pada akhir 2021, Bijaksana menyebut perusahaannya masih mengelola dana funding tingkat seed dan sedang membuka peluang untuk bisa naik ke pendanaan pre-series A.

Ia mengaku berkomitmen untuk terus mendukung usaha pemerintah untuk mencapai tujuan Jakstranas Indonesia Bersih Sampah 2025, yaitu 30 persen pengurangan sampah di sumber dan 70 persen daur ulang/penanganan sampah agar tidak berakhir ke TPA.

Selain itu, Bijaksana mengatakan, tata kelola sampah perlu dibangun dan diwujudkan secara komprehensif oleh Pemerintah, yaitu melalui 3 tindakan.

Pertama, yaitu kebijakan dan Peraturan yang perlu diikuti dengan strategi penegakan hukum secara disiplin, konsisten, dan menyeluruh. Kedua, mekanisme kemitraan yang tepat, pemerintah perlu menerapkan pembagian peran antara pemerintah dan swasta.

Ketiga, menurut Bijaksana, perlunya pembenahan mekanisme pembiayaan yang layak dan berkeadilan. Standar tarif atau retribusi pelayanan berbasis volume sampah sangat penting untuk diterapkan dengan mekanisme pembayaran digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper