Konsumsi Data Terus Meningkat, Tarif Internet Diharapkan Tidak Makin Mahal

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 27 Desember 2021 | 07:18 WIB
Ilustrasi menara BTS./Istimewa
Ilustrasi menara BTS./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Konsumsi data internet masyarakat diprediksi masih akan terus meningkat pada tahun depan seiring dengan gaya hidup yang makin digital.

Dibandingkan dengan 2021, secara persentase lalu lintas data pada tahun depan diprediksi naik hingga dua digit. Diharapkan peningkatan lalu lintas data tidak dibarengi dengan kenaikkan tarif layanan.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan bahwa penggunaan internet dalam jumlah besar saat ini telah menjadi kebutuhan.

Menurutnya, sejumlah aktivitas bekerja dan belajar dilakukan dari rumah yang membutuhkan internet. Perangkat dan aplikasi pun sudah berkembang dan makin boros dalam saat mengonsumsi data.

Konsumsi data yang makin tinggi ini, menurut Tesar, jangan sampai diikuti dengan harga tarif yang makin mahal.

“Jadi walaupun tarif tidak naik, konsumsi data masyarakat makin tinggi masalahnya. Sama dengan 5G nanti, bisa jadi dia lebih murah, tetapi karena cepat habis jadi mahal,” kata Tesar, Minggu (26/12/2021).

Sebagai gambaran, lalu lintas data operator seluler pada kuartal III/2021 naik cukup signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Telkomsel mencatatkan lalu lintas data sebesar 10,04 juta terabyte (TB) naik 50,4 persen secara tahunan, sedangkan Indosat mencatatkan lalu lintas data sebesar 4,83 juta TB atau naik 39,2 persen. 

Adapun XL Axiata mencatatkan lalu lintas data sebesar 4,68 juta TB, naik 34,1 persen secara tahunan.

Tesar menganalogikan, 10 tahun lalu data sebesar 3 GB dengan harga Rp100.000 sudah cukup untuk 1 bulan. Saat ini, kuota sebesar 3 GB hanya cukup untuk 5–7 hari. Alhasil, jika harga dahulu diterapkan saat ini, maka satu orang bisa menghabiskan dana sekitar Rp400.000 untuk internet per bulan.

Nilai tersebut, menurut Tesar, akan membebani masyarakat di tengah upaya pemerintah mendorong percepatan transformasi dan adopsi digital di masyarakat.

Tesar menjelaskan, upaya menaikkan tarif internet harus sesuai dengan skala keekonomian. Menurutnya, terlalu mahal jika seseorang harus menghabiskan uang hingga Rp200.000 per bulan untuk pemakaian internet yang biasa saja.

“Jadi tidak bisa bicara tarif, kalau mau kita ukur dari pemakaian internet di rumah, berapa besar rata-rata dalam 1 bulan,” kata Tesar.

Tesar juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memperhatikan tarif yang diberikan operator kepada masyarakat. Menurutnya, beberapa operator terus menaikkan tarif layanan di tengah kebutuhan masyarakat terhadap internet yang makin tinggi.

Kondisi tersebut berisiko membebani masyarakat. “Dibandingkan tahun lalu, sekarang lebih mahal,” kata Tesar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Lili Sunardi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper