Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pengamat ekonomi digital menilai perusahaan data center dan komputasi awan lokal akan sulit bersaing dengan Amazon Web Services, Inc. (AWS).
Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut makin banyak pilihan penyedia layanan komputasi awan, maka akan makin bagus untuk konsumen pengguna data center (penyedia aplikasi).
"Mereka pasti akan memilih penyedia data center yang menawarkan layanan terbaik dengan harga yang bersaing," ujarnya, Jumat (17/12/2021).
Menurut Huda, Amazon Web Services, Inc. (AWS) memiliki reputasi yang bagus di dunia sehingga tidak mudah bagi perusahaan lokal untuk bersaing.
Menurut Huda, dengan investasi yang besar, AWS memang ingin menguasai pasar di Indonesia. Saat ini industri digital di Indonesia sedang berkembang dengan pesat sehingga menarik perusahaan global seperti AWS.
Huda mengatakan pemerintah harus tanggap dengan perkembangan tersebut dan segera mengesahkan UU Perlindungan Data Pribadi. Undang-undang tersebut juga untuk menaungi seluruh perusahaan data center dan komputasi awan yang beroperasi di Indonesia.
"Sebagaimana kita tahu, data center merupakan tulang punggung ekonomi digital. Makin banyak data center, maka makin mudah pula mendapatkan layanan data center dan akan meningkatkan jumlah penyedia layanan ekonomi digital," ucapnya.
Menurut catatan Bisnis, Rabu (15/12/2021) Amazon Web Services (AWS) mengumumkan beroperasinya pusat data di Indonesia yang diberi nama AWS Jakarta Region. AWS berencana untuk berinvestasi sebesar US$5 miliar di AWS Jakarta Region selama 15 tahun ke depan.