Bisnis.com, JAKARTA - Satelit cadangan (backup) untuk Satria I bakal memiliki fungsi ganda. Selain untuk berjaga-jaga, satelit dengan kapasitas 80 Gbps tersebut juga akan menambah kapasitas dari Satelit Satria I.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif mengatakan gagal luncur yang terjadi Satelit Nusantara II beberapa waktu lalu menjadi pelajaran bagi pemerintah.
Bakti ingin memastikan bahwa titik-titik yang menjadi target penerima internet dari Satria terjaga dengan kehadiran satelit cadangan, seandainya satelit Satria I gagal luncur.
“Kalau ternyata Satria I sukses meluncur, ini akan menjadi kapasitas penambah dari Satria I,” kata Anang di Jakarta, Selasa (8/12/2021).
Anang menambahkan satelit cadangan Satria I nantinya merupakan satelit baru. Pemerintah tidak akan menggunakan satelit yang telah berada di orbit.
Satelit baru tersebut rencananya akan membawa setengah dari kapasitas Satria I atau sekitar 80 Gbps. Belum diketahui nilai investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan satelit tersebut karena masih dikaji secara internal.
“Ini rencananya satelit baru. Kami kerja sama dengan calon penerima tender untuk menyiapkan ini. Nilai investasi sedang kami hitung,” kata Anang.
Adapun satelit cadangan untuk Satelit Satria II dan Satria III, Anang mengatakan Bakti masih mengkaji. Belum diketahui apakah skemanya akan sama dengan satelit Satria I atau menggunakan satelit yang sudah mengorbit.
Sebelumnya, Berdasarkan Berita Acara No: 1201/HBS/BAKTI.31.3/PD.2.02/11/2021 tentang Evaluasi Dokumen Kualifikasi Proyek Penyediaan Hot Backup Satellite yang dilansir dari laman Bakti, Kemitraan Nusantara Jaya dinyatakan lulus pada tahap prakualifikasi.
Pada 12 November 2021, Kelompok Kerja Pemilihan Penyediaan Hot Backup Satellite (“Pokja Pemilihan”) mengumumkan dalam daftar pendek (shortlist), hanya terdapat satu peserta yang lulus pada tahap prakualifikasi yaitu Kemitraan Nusantara Jaya.
“Tahap prakualifikasi baru diputuskan dari segi kemampuan teknis dan finansial,” kata Anang.
Anang mengatakan peserta yang lolos tahap ini belum tentu memenangkan proyek. Hal tersebut disebabkan oleh dua hal.
Pertama, kata Anang, peserta harus memenuhi kriteria teknis yang dipersyaratkan oleh dokumen pengadaan. Kedua, harganya pun harus di bawah harga penawaran yang ditetapkan oleh panitia.
Bakti masih menghitung komponen mana saja yang akan dimasukkan ke dalam proyek satelit cadangan Satria.
Sementara itu, Bisnis.com mencoba menelusuri nama Kemitraan Nusantara Jaya melalui internet. Tidak ditemukan perusahaan dengan nama Kemitraan Nusantara Jaya.
Adapun untuk Nusantara Jaya, mesin pencarian Google memperlihatkan beberapa perusahaan mulai dari perusahaan purna jual teknologi, perusahaan perkebunan sawit hingga distributor pangan.