Privy Hadirkan User Centric Digital Identity untuk Transaksi Daring Aman

Ahmad Thovan Sugandi
Kamis, 2 Desember 2021 | 00:36 WIB
CEO PrivyID Marshall Pribadi dan Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh usai menandatangani perjanjian kerja sama, Jumat (29/3/2019)./Bisnis-Deandra Syarizka
CEO PrivyID Marshall Pribadi dan Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh usai menandatangani perjanjian kerja sama, Jumat (29/3/2019)./Bisnis-Deandra Syarizka
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Privy menghadirkan layanan identitas digital di Indonesia yang diberi nama PrivyPass. PrivyPass hadir melengkapi layanan terdahulu Privy, yaitu tanda tangan elektronik tersertifikasi.

CEO Privy Marshall Pribadi mengatakan Privy telah menyandang status Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Berinduk dari Kominfo untuk menerbitkan sertifikat elektronik dengan tingkat verifikasi tertinggi, yakni Level 4 yang dilengkapi dengan pemeriksaan identitas dan biometrik ke basis data Ditjen Dukcapil Kemendagri.

“Calon nasabah tidak perlu berulang kali mengetikkan data pribadi dan memberikan kartu identitas Ketika mau membuka rekening baru, polis baru, atau mengajukan pinjaman. Di sisi lain institusi keuangan juga tidak perlu berulang kali memverifikasi identitas calon nasabahnya," ujarnya dalam rilis pers, Selasa (1/12/2021).

Sebagai pionir tanda tangan digital di Indonesia dan menjadi satu-satunya yang lolos program Regulatory Sandbox Bank Indonesia (BI), Privy telah dipercaya oleh bank-bank besar, seperti BRI, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Nobu Bank, dan Panin Bank, serta memiliki lebih dari 1700 pelanggan korporasi dan 18,5 juta pengguna individu.

Saat ini, menurut Marshall identitas digital PrivyPass telah bisa digunakan pengguna untuk beraktivitas di dunia maya, seperti mengajukan kartu kredit, menarik dana investasi pada asuransi unit link, hingga berlangganan media online tanpa perlu memasukkan data-data pribadi berulang kali, membuat akun baru dan menghafal banyak password.

Menurut riset dari McKinsey, Identitas digital dapat menjadi kunci penting untuk membantu menciptakan inklusi keuangan dan membuka akses lebih luas bagi masyarakat ke berbagai layanan, dari finansial, kesehatan, pendidikan, hingga fasilitas publik.

Di tahun 2030, implementasi program identitas digital dapat meningkatkan GDP sebesar 3 hingga 13 persen, menurut riset yang sama.

Sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5X, pengguna individu tumbuh 30X lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58 kali.

“Kami berharap PrivyPass dapat mewujudkan ekonomi digital nyaman dan aman bagi semua pihak. Pendaftaran konsumen di masa depan seharusnya sudah tidak menjadi suatu hal yang rumit, memakan waktu, dan rawan pemalsuan identitas,” ucapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper