Waduh! Microsoft: Serangan Siber, Lahan Bisnis Baru buat Peretas

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 24 November 2021 | 18:39 WIB
Ilustrasi/youtube
Ilustrasi/youtube
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Serangan siber disebut telah menjadi lahan bisnis baru. Microsoft Digital Defense Report Oktober 2021 menyebut peretas menjual layanan untuk serangan siber dengan harga murah.

Country Lead Azure Business Group Microsoft Fiki Setiyono mengatakan kejahatan siber (cyber crime) saat ini telah meningkat menjadi isu keamanan nasional, di mana kejahatan siber mengincar pos-pos kritis di suatu negara seperti kesehatan hingga institusi keuangan. Tidak ada sektor yang tidak tersentuh oleh serangan siber.

Microsoft Digital Defense Report Oktober 2021 menyebut serangan siber sudah menjadi bisnis. Pencurian identitas dan phising (pengelabuan) dikemas dalam paket-paket, yang kemudian dijual secara murah di website hitam (dark web) dengan harga rata-rata senilai US$0,97 per 1.000 identitas.

Beberapa orang juga bisa menyewa jasa peretas untuk menyerang instansi tertentu dengan biaya sekitar US$100 -US$1.000 untuk setiap serangan yang sukses atau akun yang berhasil dicuri. Bahkan, paket ransomware - perangkat untuk memeras akun - dapat dibeli dengan murah oleh peretas pemula. Alhasil, peretas yang tadinya biasa-biasa saja menjadi makin menyeramkan.

“Ransomware telah menjadi ekonomi bahkan sebuah bisnis model yang mengkhawatirkan,” kata Country Lead Azure Business Group Fiki Setiyono dalam acara virtual Bisnis Indonesia Financial Outlook 2022, Rabu (24/11/2021).

Fiki menambahkan saat ini Ransomware dilakukan secara kolaborasi dan terstruktur, dengan biaya yang murah. Para peretas menilai bisnis serangan siber sebagai bisnis yang menguntungkan. Transaksi kegiatan ransomware terjadi di mata uang kripto, untuk menyamarkan transaksi dan lebih efisien.

Ransomware merupakan salah satu kelas serangan siber, yang bertujuan menuntut pembayaran untuk data / informasi pribadi yang telah dicuri, atau data yang aksesnya dibatasi (enkripsi).

Untuk menghadapi rangkain serangan siber yang makin masif terlebih saat pandemi, Microsoft Digital Defense Report 2020 memberikan sejumlah rekomendasi sehingga terbentuk kerangka kerja keamanan siber yang lebih kuat.

Fiki mengatakan untuk mencapai proteksi 98 persen secara dasar keamanan yang dimiliki sebuah perusahaan termasuk perbankan, harus memenuhi minimal lima area yaitu utilitas antimalware, mengaktifkan akses istimewa, autentikasi banyak faktor, memperbarui versi konfigurasi dan menjaga data krusial dengan lebih ketat.

“Kegiatan higienis ini akan dapat membantu menangani isu serangan siber. Setiap tahun keamanan siber harus terus ditingkatkan,” kata Fiki.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper