Luncurkan GET, Andalin Incar Logistik Rute Indonesia-AS

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 18 November 2021 | 08:59 WIB
Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020). /Bisnis-Bobi Bani.
Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020). /Bisnis-Bobi Bani.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Andalin (Andalin.com) perusahaan digital freight forwarder, meluncurkan Get untuk mengatasi fenomena kelangkaan muatan kontainer, terutama di rute Indonesia–Amerika Serikat. 

Dengan solusi teknologi ini, eksportir diharapkan tetap bisa memenuhi permintaan para pelanggannya. 

Head of Commercial Andalin Arlia Irishtiana mengatakan menjelang akhir tahun, kerap terjadi peningkatan pengiriman karena pola musiman dari kegiatan sosial serta konsumsi masyarakat yang mengakibatkan kelangkaan space pengiriman makin parah. 

Kelangkaan ini juga diperkirakan akan terus berlanjut hingga Tahun Baru Imlek  pada kuartal I/2022. Hal tersebut membuat semua pelaku pengiriman internasional harus beradaptasi, baik itu eksportir maupun freight forwarder. 

“Eksportir yang biasa menggunakan pengiriman Full Container Load (FCL) harus mulai fleksibel dan mengeksplorasi metode pengiriman Less Container Load (LCL) agar penjualan ke pasar Amerika Serikat tetap berjalan,” kata Arlia dalam siaran pers, Kamis (18/11/2021). 

Untuk mengantisipasi hal itu, kata Arlia, Andalin menghadirkan produk Andalin Get. Produk ini mengubah pengiriman yang sebelumnya FCL menjadi beberapa pengiriman berskala lebih kecil, sehingga pengiriman barang tidak terhambat. 

Melalui Andalin Get, Andalin juga akan menjamin ketersediaan space LCL dengan jumlah yang banyak dan juga kepastian berangkat sesuai dengan jadwal yang telah dipilih oleh klien. 

Arlia mengatakan timpangnya angka kapal dengan muatan kontainer yang dibawa telah terjadi sejak 2020. Alhasil, biaya pengiriman laut dari Indonesia ke Amerika Serikat pun mengalami lonjakan tinggi, bahkan sampai 300 persen, menurut Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI). 

“Apabila kondisi ini terus berlanjut, akan tercipta dampak buruk terhadap kondisi perekonomian di Indonesia,” kata Arlia. 

Dia menuturkan ekspor ke Amerika Serikat menyumbang 12 persen dari total ekspor non-migas Indonesia pada 2020 senilai Rp26,5 triliun. Saat ini, kelangkaan terparah terutama dirasakan untuk pengiriman laut jenis FCL (Full Container Load) dengan masa tunggu yang serba tidak pasti.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper