Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi telepon pintar yang memiliki fitur identifikasi pemanggil, Truecaller mencatatkan orang Indonesia rata-rata menerima panggilan spam sebanyak 18,3 panggilan setiap bulannya.
Global Head of Corporate Communications di Truecaller Hitesh Raj Bhagat menyebutkan, pada 2020 perusahaan berhasil memblokir dan mengidentifikasi 31,3 miliar panggilan spam dan 12,8 miliar SMS spam secara global.
“Kami ingin memungkinkan percakapan yang aman dan nyaman di antara pengguna serta sangat efisien bagi bisnis untuk terhubung dengan konsumen,” ujarnya lewat rilisnya, Senin (8/11/2021).
Menurut Laporan Truecaller Insights 2020 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara penerima panggilan spam tertinggi di kawasan Asia dan berada di peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah panggilan spam terbanyak.
Berdasarkan data Kepolisian Negara Republik Indonesia pada 2019, jenis kejahatan siber yang paling umum terjadi adalah penipuan. Beberapa saluran yang digunakan oleh penipu yakni berupa email, situs web, media sosial dan telepon.
Alhasil, total kerugian yang disebabkan oleh penipuan email pada 2019 dilaporkan lebih dari Rp 144miliar. Sementara, total kerugian penipuan melalui situs e-commerce mencapai lebih dari Rp 73 miliar.
Selain itu, dia melanjutkan, di Amerika, transaksi penipuan daring juga terjadi di sana dan diperkirakan menghasilkan kerugian hingga US$ 30 miliar per tahun.
Sekadar informasi, AppAnnie telah menempatkan Truecaller sebagai aplikasi komunikasi teratas di India, dan menjadi salah satu dari tiga besar aplikasi di Mesir dan Israel.
Aplikasi ini juga termasuk di antara 10 teratas di 20 negara lainnya, termasuk Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan.
“Kami melihat Truecaller merupakan bagian penting dari komunikasi sehari-hari untuk lebih dari 280 juta pengguna aktif di seluruh dunia, dengan lebih dari setengah miliar unduhan sejak diluncurkan,” katanya.