Bisnis.com, JAKARTA — Kabar kehadiran China Telecom menggarap bisnis data center atau pangkalan data di Tanah Air disinyalir untuk membidik perusahaan China yang berada di Indonesia. Tidak hanya itu aplikasi China juga akan terdampak jika perusahaan asal Negeri Tirai Bambu tersebut hadir dalam bisnis pangkalan data Indonesia.
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO) Teddy Sukardi mengatakan perusahaan pangkalan data China melihat Indonesia sebagai pasar, terlebih banyak perusahaan China di Tanah Air.
“Perusahaan-perusahaan mereka [China] banyak di Indonesia. Ada perusahaan otomotif, perusahaan smelter dan lain sebagainya, yang ingin mereka layani,” kata Teddy, Selasa (19/10).
Kehadiran pangkalan data China, sambungnya, mengurangi ketergantungan perusahaan asing terhadap perusahaan pangkal data lokal.
Adapun mengenai perkiraan waktu kedatangan China Telecom hadir ke Indonesia, Teddy belum mengetahui karena saat ini masih sebatas kabar. Namun dia meyakini hal itu bisa terjadi dengan cepat.
“Karena tidak ada hambatan bagi mereka untuk investasi. Itu [bangun di Indonesia] lebih bagus daripada memperbolehkan pangkalan data di luar negeri,” kata Teddy.
Dia mengatakan jika niat pemerintah melindungi data pribadi, maka pemerintah seharusnya tidak memperbolehkan data masyarakat Indonesia berada di luar negeri.
Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan dengan membangun pangkalan data di Indonesia, aplikasi asal China akan mengalami peningkatan kualitas.
Peningkatan tersebut membuat aplikasi-aplikasi China berpeluang mendominasi pasar Indonesia.
“Misalkan Whatsapp mati berkali-kali, tiba-tiba nanti WeChat lebih kencang. Pengguna di Indonesia bisa lari ke WeChat,” kata Ian.