Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah tim baru yang dipimpin NASA telah merinci penemuan di mana sebuah Planet selamat dari kematian bintangnya. Siklus hidup bintang adalah fenomena yang menarik. Miliaran tahun setelah kelahirannya, sebuah bintang akhirnya kehabisan bahan bakar.
Pada tahap ini, peningkatan suhu dan tekanan melawan efek gravitasi sementara dan bintang mengembang menjadi raksasa merah.
Bintang masif biasanya mencapai tahap supernova setelah mencapai bentuk raksasa merah, dan tergantung pada ukurannya, mereka menjadi bintang neutron atau akhirnya membentuk lubang hitam.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peristiwa supernova mungkin juga berfungsi sebagai prekursor untuk pembentukan bintang baru .
Bintang kemudian menghabiskan sisa hidupnya mendingin dan menyusut hingga mencapai tahap katai putih, memancarkan energi yang tersisa dan akhirnya tidak meninggalkan apa pun kecuali massa gelap yang tidak memancarkan cahaya atau panas.
Sebuah studi yang diterbitkan di majalah Nature merinci penemuan sebuah planet yang mengorbit katai putih. Tim menemukan sebuah planet yang kira-kira 1,5 kali lebih besar dari Jupiter yang mengelilingi katai putih yang massanya sekitar setengah massa Matahari.
Baca Juga Adakah Planet 9 dan Dimana Lokasi nya? |
---|
Diamati menggunakan teknik lensa dengan teleskop di WM Keck Observatory di Hawaii, planet yang dimaksud diberi nama MOA-2010-BLG-477-Lb dan berfungsi sebagai analog dengan apa yang mungkin terjadi di tata surya Bumi ketika Matahari mati di sekitar lima miliar tahun.
Planet MOA-2010-BLG-477-Lb dipisahkan dari katai putihnya oleh celah yang hampir tiga kali jarak antara Bumi dan Matahari.
Mengingat ukuran dan kedekatannya, MOA-2010-BLG-477-Lb adalah planet pertama yang diketahui dengan orbit mirip Jupiter yang ditemukan berputar di sekitar katai putih, dan dalam bentuk utuh.
Studi baru membuka pintu untuk penelitian seputar kelayakhunian dan kemungkinan kehidupan dalam sistem planet dengan katai putih di tengahnya.
Namun, ketika datang ke Bumi, mungkin tidak cukup beruntung untuk selamat dari transisi intens Matahari.
Penemuan MOA-2010-BLG-477-Lb membuka beberapa kemungkinan baru yang menunjukkan bahwa manusia mungkin akan selamat dari kematian Matahari dalam waktu sekitar lima miliar tahun. Jika umat manusia bermigrasi ke planet besar yang jauh seperti Jupiter dan Saturnur, di mana air mungkin ada, umat manusia mungkin akan selamat dari kematian Matahari.
Di mana air mungkin ada, umat manusia mungkin akan selamat dari kematian Matahari. Lima miliar tahun adalah waktu yang lama untuk mempersiapkan perjalanan antarplanet di tata surya dan sekitarnya.