Dominasi Investor Luar Negeri di Startup Tak Melulu Berarti Buruk 

Ahmad Thovan Sugandi
Selasa, 19 Oktober 2021 | 13:37 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Dominasi investor global di industri berbasis teknologi bukan merupakan hal baru. Berdasarkan laporan Credit Suisse, 9 dari 11 unikorn nasional memiliki riwayat pendanaan yang didominasi dari luar negeri. 

Menurut Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, hal itu dipengaruhi oleh ekosistem model bisnis startup yang telah lama tumbuh di luar negeri terutama Amerika Serikat. 

"Bahkan sudah ada sejak akhir Perang Dunia II. Para pemodal ventura selalu berupaya mencari peluang untuk melakukan investasi di jenis-jenis usaha baru, termasuk di sektor-sektor terkait industri 4.0. Jadi, bisa dilihat banyak perusahaan rintisan di sektor ini yang didorong oleh para pemodal ventura global, terutama dari Amerika Serikat, Eropa Barat maupun Jepang," ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/10/2021).

Walaupun demikian, menukil dari data terbaru Otoritas Jasa Keuangan per pekan ke-4 Agustus 2021 mengenai rekapitulasi nilai perdagangan saham berdasarkan tipe investor, Bima mengatakan kontribusi investor asing tercatat sebesar 24,30 persen. Sebaliknya, sisanya sebesar 75,70 persen datang dari investor domestik.

Bagi Bima, investor dari luar negeri tidak hanya membawa dana yang besar tapi juga pengetahuan, pengalaman, hingga jejaring bisnis. Dengan itu startup lokal lebih cepat dikenal pada ranah global. 

Menurutnya, dominasi investor luar negeri tak melulu berarti hal buruk. Dalam prosesnya, perusahaan rintisan lokal dapat terbantu dengan suntikan pengetahuan serta teknologi yang lebih maju. Selanjutnya, negara bisa mengalokasikan dana APBN untuk kepentingan yang lebih luas dan memberi dampak langsung pada masyarakat.

Bima menyebut wacana pendanaan startup oleh BUMN merupakan hal positif. Baginya sumber pendanaan dari BUMN dapat menjadikan salah satu opsi bagi usaha rintisan, terutama jika investasi tersebut berkelanjutan.

Selain itu, BUMN juga dapat bekerjasama dengan berbagai investor untuk mengucurkan dana pada seri tertentu pendanaan suatu usaha rintisan.

"Terlebih saat ini, seluruh sektor ekonomi digital masih bisa dinilai menjanjikan, karena memang laju transformasi digital di Indonesia akan mendorong pertumbuhannya," ungkap Bima. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper