Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mulai gencar berinvestasi di perusahaan rintisan atau startup. Langkah ini bagian dari upaya menjaga agar startup besutan karya anak bangsa dapat dimiliki oleh Indonesia.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan masuknya BUMN ke perusahaan rintisan merupakan bentuk kekecewaan karena sebagian besar bisnis rintisan yang sudah menjadi unicorn dimiliki oleh investor asing.
"BUMN punya potensi masuk ke startup. Jadi, 5 BUMN sudah masuk ke venture capital, mau disolidkan tetapi belum tahu bentuknya seperti apa," urainya, dikutip Rabu (6/10/2021).
Dia menjelaskan Menteri BUMN Erick Thohir tengah mencari cara agar potensi BUMN dapat difokuskan menemukan bisnis rintisan dengan peluang besar, tidak hanya dari teknologi finansial dan dagang-el, tetapi juga di bidang teknologi.
Adapun, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sedang bertransformasi menjadi perusahaan digital. Salah satu direksi Telkom merupakan salah satu pendiri bisnis rintisan Fajrin Rasyid, sehingga TLKM terus berpeluang menggarap investasi di startup digital dan teknologi.
"Kementerian BUMN juga melihat mana startup yang punya ciri khas juga untuk indonesia dan memang dibutuhkan oleh Indonesia. Bisa saja di pertanian, kalau ada startup di pertanian, kerena untuk pangan, bisa juga di edutech ruangnya besar dan sangat dibutuhkan," paparnya.
Kementerian BUMN terangnya sangat menginginkan masuk ke bisnis rintisan besar yang kemudian dimiliki BUMN.
Terkait risiko investasi yang tinggi di bisnis rintisan, Arya menjelaskan Kementerian BUMN tidak mau ambil pusing.
"Asing saja mau masuk, berarti peluangnya besar, yang terbaru Jeff Bezos masuk ke bisnis rintisan di Indonesia, masa kita menunggu terus. nanti kalau mereka sudah besar, kita masuk nilainya sudah tidak ada harganya lagi," urainya.