Oyo Jalani IPO Rp15,72 Triliun, Ritesh Agarwal Bakal Tajir Melintir

Farid Firdaus
Sabtu, 2 Oktober 2021 | 14:08 WIB
OYO Hotels & Homes/Istimewa
OYO Hotels & Homes/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan asal India, Oyo Hotels & Homes resmi mengajukan dokumen awal untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham senilai 84,3 miliar rupee atau setara US$1,1 miliar. Jika menggunakan asumsi kurs Rp14.239 per dolar AS, maka IPO ini setara Rp15,72 triliun. 

IPO Oyo menambah daftar serbuan unicorn teknologi yang ingin tercatat di bursa India setelah reli pasar saham yang signifikan di negara tersebut.

Mengutip Bloomberg pada Sabtu (2/10/2021), Oyo sebagai layanan pemesanan hotel, yang didukung oleh SoftBank Group Corp. dan Airbnb Inc., berencana untuk mengumpulkan 70 miliar rupee melalui penjualan saham baru. Lalu sisanya akan menjadi saham sekunder atau yang dijual oleh pemegang saham yang ada.

Oyo terakhir kali memiliki valuasi sekitar US$9 miliar, menurut CB Insights, menjadikannya startup paling berharga ketiga di India.

Pengajuan draf prospektus IPO Oyo, yang secara resmi dikenal sebagai Oravel Stays, menandai pemulihan dramatis setelah pandemi melanda industri perjalanan dan perhotelan.

Startup ini telah merombak dirinya sendiri, menjauh dari model bisnis yang membawa tekanan finansial, memperburuk hubungannya dengan pemilik hotel, dan membawa ke pengadilan.

Oyo telah berhenti menawarkan jaminan minimum kepada 157.000 mitranya -- hotel, rumah, dan resor di pasarnya yang disebut sebagai etalase toko -- dan tidak lagi berinvestasi dalam meningkatkan standar hotel. Sebaliknya, perusahaan membuat perjanjian pembagian pendapatan dengan mitra dan mendapatkan kontrol penuh dan eksklusif atas inventaris pemilik hotel.

Perusahaan telah membuat kemajuan dalam bergerak menuju profitabilitas meskipun pandemi. Kerugiannya untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret menyempit menjadi 39,3 miliar rupee dari 128 miliar rupee pada tahun sebelumnya, meskipun pendapatan menurun tajam karena pandemi Covid-19.

Oyo adalah unicorn India teranyar yang mengajukan niatnya untuk go public setelah startup pengiriman makanan Zomato Ltd. menjadi yang pertama tercatat pada Juli lalu.

Bloomberg melaporkan, startup pembayaran digital Paytm dan Nykaa, pengecer online produk kecantikan telah mengajukan dokumen awal IPO. Edtech Byju's, startup paling berharga di negara itu, juga sedang mempertimbangkan IPO pada paruh awal 2022.

Oyo melaporkan laba kotor yang disesuaikan, yang tidak termasuk biaya-biaya tertentu, naik menjadi 13,2 miliar rupee pada tahun fiskal terakhir dari 12,8 miliar rupee. Margin kotor yang disesuaikan naik menjadi 33 persen dari 9,7 persen pada Maret 2019.

Seperti diketahui, Ritesh Agarwal mendirikan Oyo pada 2013 setelah putus kuliah. Sekarang di usia 27 tahun, dia akan menjadi pengusaha bernilai miliaran dolar jika IPO Oyo berjalan sukses.

Pada 2019, Agarwal menginvestasikan US$2 miliar, sebagian besar dipinjam, untuk melipatgandakan sahamnya di startup penginapan dan menjadikan kepemilikannya hampir sepertiga.

Agarwal tidak berencana untuk menjual saham apa pun dalam IPO tersebut, sementara SoftBank akan melepas sebagian kecil sahamnya. Investor terkemuka lainnya Sequoia Capital, Lightspeed Ventures dan Greenoaks Capital Management tidak berniat untuk menjual.

Adapun Kotak Investment Banking, JPMorgan Chase & Co. dan Citigroup Inc. adalah koordinator global dan bookrunners untuk IPO Oyo. Selain itu, ICICI Securities, Nomura Holdings Inc. dan JM Financial Ltd juga terlibat sebagai bookruners.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper