Kabel Bawah Laut Telkom Putus, RI Butuh Banyak Jalur Alternatif Internasional  

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 27 September 2021 | 09:37 WIB
Peta sistem komunikasi kabel laut Palapa Ring paket barat./Kementerian Komunikasi dan Informatika
Peta sistem komunikasi kabel laut Palapa Ring paket barat./Kementerian Komunikasi dan Informatika
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia membutuhkan lebih banyak jalur yang terhubung dengan dunia internasional untuk mengantisipasi risiko putus kabel yang berakibat pada terganggunya sejumlah layanan. 

Langkah lain yang dapat ditempuh adalah menghidupkan jalur alternatif yang sudah ada agar jalur internasional tidak hanya bertumpu di Singapura. 

Sekjen Asosiasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) Resi Y. Bramani mengatakan saat ini di Indonesia hanya terdapat sekitar 4 jalur yang terhubung ke internasional. 

Jalur tersebut antara lain jalur Batam - Singapura, Dumai - Malaka, Manado - Amerika Serikat dan Karawang - Australia. Indonesia perlu memiliki lebih banyak jalur yang terhubung untuk menjaga keandalan konektivitas internet. 

“Perlu juga Indonesia menghidupkan alternatif gateway internasional karena selama ini trafik utama hanya menuju dan dari Singapura,” kata Resi, Senin (27/9/2021). 

Resi mengatakan lalu lintas data yang melalui Singapura saat ini lebih dari 50 persen. Dalam kondisi tertentu, lalu lintas datanya bisa mencapai 80 persen. Padahal Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) tidak hanya terdapat di Singapura. 

Resi menduga alasan penyedia layanan telekomunikasi tidak tertarik untuk menggunakan jalur alternatif karena latensi yang diberikan lebih rendah dibandingkan dengan jalur Singapura. 

“Latensi sangat tinggi karena kabelnya menuju ke Amerika Serikat sangat jauh, ada juga Moratel ke Malaka (Malaysia) tetapi trafik sangat kecil,” kata Resi. 

Mengenai persoalan yang terjadi pada Telkom dan gangguan layanan di sejumlah kawasan, Resi mengatakan hal tersebut disebabkan lalu lintas data sangat besar di jaringan mereka. 

SKKL Telkom tidak hanya digunakan untuk pelanggan IndiHome di seluruh Indonesia, tetapi juga untuk anak perusahaan seperti Telkomsel, yang pemanfaatan bandwith-nya sangat besar. 

“Penyelenggara SKKL yang lain pun tidak mampu untuk melayani limpahan trafik dari Telkom tersebut,” kata Resi. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper