Pasar Pusat Data Indonesia Masih Luas, Ini Indikatornya

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 22 September 2021 | 19:29 WIB
Pusat Data. /DAIMLER
Pusat Data. /DAIMLER
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mengungkapkan pasar pusat data di Tanah Air masih sangat luas. Terlihat dari tingkat konsumsi energi pusat data di Indonesia yang masih rendah.

COO DCI Indonesia Marco Cioffi mengatakan pusat data adalah jalan untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia. Dengan sejumlah solusi teknologi yang ada saat ini, seperti IoT, kecerdasan buatan, ekonomi berbasis internet dan lain sebagainya.

Pasar data center di Indonesia masih sangat luas, jika dilihat berdasarkan konsumsi energi megawatt (MW) per kapita per pusat data, secara global Indonesia jauh tertinggal dari Singapura dan Jepang.

Berdasarkan data Cushman & Wakefield 2019, konsumsi energi per kapita per pusat data di Singapura di atas 60MW dan Jepang sekitar 10MW. Sementara itu Indonesia - dengan jumlah pengguna data mencapai 202 juta pada 2021 - masih di bawah 1MW.

Rendah konsumsi per kapita menandakan bahwa data yang diletakkan di pusat data masih sedikit, sehingga konsumsi energinya masih rendah.

“Jika kita bandingkan dengan pasar maka Indonesia memiliki peluang tumbuh yang sangat besar,” kata Marco dalam konferensi virtual, Selasa (22/9/2021).

Kemudian, sambung Marco, berdasarkan analisis struktur pusat data untuk di Jakarta, diperkirakan pada 2020 maksimal kapasitas pusat data yang tersedia adalah 74,8 MW. Jumlahnya akan meningkat lebih dari 300% pada 2025 menjadi 246,3 MW.

Sementara itu kapasitas yang tersewa pada 2020 diperkirakan sebesar 41,2 MW, dan akan meningkat lebih dari 4 kali lipat menjadi 170,8MW pada 2025.

“Peluang pertumbuhan ini sangat besar ke depannya,” kata Marco.

DCI Indonesia terus melakukan ekspansi untuk mengambil potensi tersebut, dengan membangun lebih banyak pusat data. DCI Indonesia ingin mengoperasikan 15 pusat data dengan total energi yang disiapkan sekitar 200MW.

Marco memprediksi ke depan kesuksesan pusat data akan dilihat dari 3 hal yaitu operasional yang baik - di mana sistem terjaga 24/7 - perawatan yang baik dan efisiensi energi serta ramah lingkungan. Pusat data sebagai sebuah infrastruktur yang memakan energi besar, dituntut untuk hadir lebih ramah terhadap lingkungan.

Power usage Effectiveness (PUE) utilitas - metrik yang digunakan untuk menentukan efisiensi energi pada pusat data - harus rendah.

“Seperit diketahui pusat data saat ini masih menggunakan energi fosil, padahal Indonesia memiliki potensi energi alternatif dari matahari, hidro dan lain sebagainya,” kata Marco.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper