Bos Telegram Kritik TikTok dan Netflix, Ini Alasannya

Aliftya Amarilisya
Kamis, 9 September 2021 | 12:09 WIB
CEO Telegram Pavel Durov./ANTARA-Galih Pradipta
CEO Telegram Pavel Durov./ANTARA-Galih Pradipta
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Pendiri Telegram Pavel Durov menyebut bahwa terlalu terpaku pada konten TikTok dan Netflix dapat merusak otak.

“Pikiran adalah alat kita yang paling kuat. Tak ada yang tidak bisa dilakukannya. Berdasarkan banyak studi, pikiran secara aktif menghasilkan ide baru bahkan saat kita beristirahat atau tak melakukan apapun. Sering kita punya solusi masalah sulit setelah tidur panjang di malam hari,” tulis Durov melalui channel Telegram-nya, dikutip pada Kamis (9/9/2021).

Durov lalu menjelaskan bahwa seperti halnya wujud fisik, manusia bergantung pada apa yang dimakan.

Begitu pula dengan kondisi mental manusia, yang mana bergantung pada kualitas informasi yang dimasukkan ke otak.

“Jika kita memupuk otak kita dengan data real life yang memungkinkannya menyelesaikan masalah-masalah fundamental, ia akan memproses data ini di latar belakang dan datang dengan solusi tidak terduga,” paparnya.

Pihaknya lantas menyayangkan karena saat ini banyak orang terlena dengan layanan seperti TikTok dan Netflix.

Menurutnya, dua aplikasi tersebut membuat orang-orang lebih memilih menyuapi pikirannya bukan dengan fakta.

“Sayangnya kebanyakan orang lebih memilih menyuapi pikiran mereka tidak dengan fakta nyata yang bisa membuat kita mengubah dunia tapi dengan video serial Netflix random atau video TikTok. Pada level lebih dalam, otak kita jadi tidak bisa mengetahui fiksi dan realitas. Melimpahnya hiburan digital membuat pikiran bawah sadar kita sibuk membuat solusi pada permasalahan yang sesungguhnya tidak ada,” kritiknya.

Oleh sebab itu, dirinya lalu menyarankan agar masyarakat meminimalisasi pengonsumsian TikTok dan Netflix.

“Untuk menjadi kreatif dan produktif, kita pertama-tama harus membersihkan pikiran kita dari konten tidak relevan dari banjir rekomendasi algoritma setiap hari. Jika kita ingin mendapatkan kembali kebebasan kreatif, kita pertama-tama harus memperoleh kembali kendali pikiran kita,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : JIBI/Solopos.com
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper