Bisnis.com, JAKARTA — Startup fesyen dinilai memiliki daya saing yang tinggi dan potensi perkembangan yang bagus di Indonesia.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan jika daya saing startup fesyen di Indonesia cukup tinggi.
"Semakin lama semakin banyak tergerak di industri fesyen. Baik dalam platform e-commerce maupun dari jumlah sisi penjual," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (9/9/2021).
Bhima membeberkan alasan peningkatan itu terjadi. Pertama, fesyen yang cukup berkembang di Indonesia ini berkaitan dengan busana muslim dan juga aksesorisnya.
Menurutnya, fesyen muslim telah menjadi pasar yang cukup besar. Para startup melihat fenomena tersebut dan berupaya untuk memenuhi permintaan pasar.
Selama masa pandemi, lanjutnya, memang terjadi penurunan permintaan busana muslim yang premium. Permintaan lebih banyak pada busana muslim yang menengah ke bawah. Hal itu karena terjadi tekanan daya beli di masyarakat selama pandemi.
Kemudian acara yang berkaitan dengan seremonial atau pesta mengalami penurunan selama pandemi. Alhasil, masyarakat lebih memilih untuk beralih pada pakaian santai.
Bhima berpendapat startup fesyen selalu punya kemampuan untuk menangkap peluang yang ada di Indonesia.
Kedua, katanya, startup fesyen meningkatkan pengalaman para konsumennya dengan berbelanja secara daring. Mulai dari cara promosi hingga cara menawarkan, atau menyambungkan dengan reseller atau dropshipper.
"Dengan kata lain, startup fesyen memiliki inovasi baru bukan hanya dari model fesyennya saja, tetapi juga user experience," ujarnya.
Dia menilai nantinya konsumen akan membeli baju secara daring, sedangkan toko fisik hanya digunakan untuk mencari desainnya saja. Transaksi lewat e-commerce juga lebih menarik karena biasanya banyak promo atau diskon.