Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat menilai intergritas dan kesetaraan data menjadi kunci untuk mengakselerasi transformasi digital di Indonesia.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan hingga saat ini mayoritas perusahaan dan lembaga pemerintah yang belum bisa memanfaatkan data dengan baik.
“Setiap pihak baik perusahaan dan pemerintah mengolah data masyarakat di masing-masing lembaga mereka sehingga justru terjadi pemborosan data, seharusnya data bisa diintegrasikan dalam satu gerbang data,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan konsolidasi data memiliki keuntungan untuk mengefisiensi jumlah data tersebar secara mudah di ranah maya sehingga meminimalisir ancaman serangan data digital.
Menurutnya, data harus ditempatkan secara single source of truth (SSOT) atau ditempatkan di satu lokasi sehingga data masyarakat tidak hanya mengendap dalam sebuah sistem dan justru tidak bisa dimanfaatkan.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang pun mengatakan hampir semua sektor saat ini membutuhkan kecepatan dan pengolahan data, terutama perusahaan yang ingin mengefisiensi kinerjanya.
Berdasarkan data Statista menunjukkan pada 2021, pasar data besar global diprediksi bernilai US$64 miliar.
“Pada akhirnya penggunaan atau pemanfaatan data. Sama seperti minyak, minyak juga sudah ada sejak zaman batu. Namun, tidak bermanfaat pada zaman tersebut karena mereka tidak mengerti sehingga sudah saatnya pengambilan keputusan berdasarkan data, bukan hanya berdasarkan pengalaman atau insting,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan pandemi Covid-19 mengajarkan semua untuk belajar akan pentingnya pengaplikasian data yang dijadikan landasan bagi penentuan kebijakan. Salah satunya, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Adapun, untuk penggunaan korporasi penggunaan data secara masif seperti membantu kebutuhan absen pegawai, peningkatan kinerja perusahaan dengan pengambilan keputusan yang tepat sasaran,
“Bila data menjadi ujung tombak dalam pengambilan keputusan maka potensi ledakan data akan terjadi. Ini peluang yang harus digarap segera,” katanya