Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menyebutkan masyarakat merupakan pertahanan garis depan untuk menangkal kebocoran data sertifikat vaksinasi Covid-19.
Ardi mengatakan, sampai hari ini banyak masyarakat masih tidak paham pentingnya untuk melindungi data-data pribadi mereka, meskipun sudah dilindungi dengan fitur keamanan seperti QR Code yang disematkan di sertifikat vaksinasi Covid-19.
“Sertifikat Vaksinasi mengandung data pribadi dan kunci akses data, tetapi banyak yang mengikuti tren mencetak informasi digital dalam bentuk Sertifikat Vaksin Covid-19 ke dalam bentuk fisik melalui jasa orang ketiga. Ini berbahaya,” katanya, Rabu (11/8/2021).
Dia melanjutkan bahwa menggunakan jasa percetakan mengartikan secara sukarela masyarakat untuk membiarkan hasil cetakan di foto atau di scan oleh pihak lain sehingga potensi kebocoran data bisa terjadi.
Ardi menyebutkan berbagai pemanfaatan data pribadi yang diperoleh secara ilegal ada dua kemungkinan yang paling rawan dilakukan, yaitu diperjual-belikan oleh yang meretas melalui peran dan jasa Data Broker yang kemudian muncul di forum gelap seperti Raid Forum.
“Harus diingat dan dipahami keberhasilan meretas data pribadi ini adalah sama seperti keberhasilan memasuki sebuah brankas dengan memantik kunci kombinasinya,” katanya.
Dia melanjutkan sekali berhasil masuk si peretas bisa melakukan apa saja yang diinginkan. Proses peretasan itu sendiri tidak terjadi seketika, tetapi bertahap dan berjenjang sehingga masyarakat sulit untuk menyadarinya.