Bisnis.com, JAKARTA – Program inkubasi dan akselerasi (Sandbox) diyakini menjadi kendaraan bagi perusahaan tahap awal (early-stage startup) untuk dapat memberikan warna bagi ranah yang akan digeluti perusahaan rintisan (startup).
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan saat ini pemerintah perlu untuk mengalihkan sejumlah anggaran untuk membangun sandbox sebagai tempat bernaung ide-ide segar masyarakat sehingga potensi bertambahnya variasi bidang rintisan di Indonesia bisa bertumbuh signifikan.
“Kurangi event-event yang menghabiskan anggaran. Sekarang, lebih baik untuk mau menggelontorkan dana dalam inkubasi agar tidak banyak [startup] yang potensial mati,” katanya, Rabu (11/8/2021).
Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan dari sisi sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya kaya dari sisi kuantitas, tetapi juga sisi kualitas khususnya akan ide segar dan kreatif.
Heru menambahkan, masyarakat juga aktif menggunakan internet dan gawai serta aktif mencoba berbagai layanan dan teknologi baru sehingga hal tersebut menjadi pondasi bagus untuk kehadiran banyak variasi rintisan baru.
Kendati demikian, dia mengatakan, selama ini ekosistem yang menjadikan masifnya variasi rintisan agar hadir dan sukses belum terbentuk. Bahkan, dia menyayangkan pemerintah seolah menggunakan strategi menunggu di garis akhir (finish), yaitu hanya mengapresiasi rintisan yang naik level ke unikorn atau decacorn.
“Cara pandang dan strategi seperti itu saya rasa tidak elok dan harus segera diperbaiki,” katanya.
Sekadar informasi, sebanyak delapan perusahaan rintisan (startup) dari Indonesia masuk ke dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch lantaran dinilai memberikan manfaat sepanjang pandemi Covid-19 di kawasan Asia-Pasifik.
Namun, daftar paling banyak justru dicatatkan oleh rintisan di India dan Singapura masing-masing menyumbang 22 dan 19 perusahaan. Adapun, Hong Kong menyumbang 10 perusahaan.
Indonesia tercatat hanya menyumbang 8 perusahaan yang dinilai mampu memberikan perubahan. Padahal, menurut catatan Startup Ranking, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.219 perusahaan pada 2021 dan menduduki peringkat kelima dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak. Setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.