Pemain Satelit Khusus IoT Bakal Masuk ke Indonesia?

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 27 Juli 2021 | 17:53 WIB
Ilustrasi Internet of things. /Istimewa
Ilustrasi Internet of things. /Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan satelit khusus Internet of Things (IoT) dikabarkan bakal masuk ke Tanah Air. Kehadiran mereka bakal membuat industri IoT bergeliat. 

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan Satelit Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit Sattelite) atau Satelit LEO memiliki fungsi yang berbeda-beda, salah satunya adalah Satelit LEO berukuran kecil yang digunakan untuk IoT. 

Satelit LEO khusus IoT telah dibangun sejak 2016, dan beberapa diataranya telah komersial pada 2021. Saat ini satelit tersebut hanya beroperasi di beberapa negara besar, tetapi ke depan layanan satelit tersebut akan digunakan di seluruh dunia. 

Teguh mengatakan beberapa pemain satelit LEO khusus IoT berencana untuk masuk ke Indonesia. Mereka sedang menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku di Tanah Air. 

“Kalau yang internet Startlink ingin masuk, kalau yang IoT sudah banyak yang mengantre,” kata Teguh kepada Bisnis, Selasa (27/7). 

Teguh menuturkan kebutuhan terhadap Satelit khusus IoT di Tanah Air cukup besar. Sejumlah sektor seperti perkebunan, perhutanan, transportasi laut dan lain sebagainya, yang terdapat di pedalaman membutuhkan jaringan IoT dari satelit untuk beroperasi. 

Akan sangat lama bagi calon pengguna IoT di pelosok untuk beroperasi, jika mengandalkan pergelaran jaringan seluler dan serat optik. 

Sekadar informasi, sejumlah perusahaan global sejak 5 tahun lalu telah mengembangkan satelit khusus IoT dengan ukuran kecil. Astrocast, sebuah perusahaan satelit global asal Swiss salah satunya. Astrocast memiliki satelit khusus IoT dengan ukuran kecil atau satelit nano. 

Satelit tersebut memiliki berat 5 kilogram dengan tenaga 0.35 watt untuk beroperasi. Satelit Astrocast menggunakan pita L-Band , dengan masa waktu operasi di atas 5 tahun. 

Satelit Nano Astrocast termasuk jenis satelit LEO yang mengorbit di ketinggian sekitar 500 -2.000 kilometer. 

Selain Astrocast, ada juga Swarm, yang telah komersial sejak Februari 2021. Satelit khusus IoT milik Swarm memiliki bobot seberat 400 gram. Swarm telah mengorbitkan 82 satelit, 72 diantaranya telah beroperasi secara komersial. 

Swarm menyuntikan internet dengan biaya per bulan US$5, dan perangkat penerima sinyal dengan harga US$119.  Selain Swarm dan Astrocast, terdapat beberapa perusahaan satelit khusus IoT di global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper