Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) membidik 1,4 juta perangkat Internet of Things yang terhubung dengan jaringan 5G pada 2025.
Dengan jaringan 5G yang dimilikinya, Telkomsel berharap mampu melayani 87 persen perangkat 5G IoT seluler yang tersebar di Tanah Air pada periode tersebut.
VP Technology and System Telkomsel Indra Mardiatna mengatakan berdasarkan data GSMA Intelligence, diprediksi sekitar 11 persen lalu lintas data 5G di indonesia pada 2025 berasal dari benda-benda yang digerakkan dengan internet atau Internet of Things (IoT).
Kemudian, sambungnya, sebanyak 24 persen lalu lintas data IoT tersebut berasal dari sektor manufaktur. Kemudian, 16 persen lalu lintas data berasal dari rumah pintar dan kota pintar.
Data GSMA Intelligence juga memperkirakan untuk 5G seluler Iot di Indonesia mencapai 1,6 juta perangkat pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 93 persen.
“Harapannya Telkomsel bisa mencapai 1,4 juta atau 87 persen dari total koneksi [5G IoT seluler] di 2025,” kata Indra dalam webinar 5G dan Peran Insinyur Elektro, baru-baru ini.
Indra menambahkan di Korea Selatan, kontribusi dari pilot 5G sudah mencapai 51 persen - di atas pilot 4G - dalam jangka waktu 3 tahun.
Pertumbuhan pilot 5G sangat cepat karena didukung dengan throughput atau tingkat produksi yang sangat cepat.
Sebelumnya, Ketua Umum Asoiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan dari sisi infrastruktur, kehadiran 5G akan membawa banyak keunggulan khusus perihal benda-benda yang digerakan dengan internet atau Internet of Things (IoT).
Teguh yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Alita Praya Mitra meyakini saat itu akselerasi 5G di manufaktur akan berjalan lebih cepat karena 5G telah mendukung latensi rendah untuk robotik.
“IoT menunggu rilis 16, karena di sana ada [keunggulan] latensi rendah, Slicing, frekuensi tak berlisensi, masif konektivitas dan lain sebagainya,” kata Teguh dalam acara Virtual Lunch and Learn ICT Tren 2021 - 2024.
Teguh menambahkan saat rilis 16, kemungkinan 5G bakal lebih dikenal dengan istilah 5.2G. Kemudian 2022 -2023 muncul rilis 17 dengan istilah 5.3G yang disusul dengan rilis 18 -19 dengan istilah 5.5G setelah 2024.
Sementara itu, Dirjen SDPPI Kemenkominfo Ismail mengatakan Kemenkominfo mendukung penggelaran infrastruktur jaringan telekomunikasi 5G di Indonesia. 5G diyakini dapat menjadi lompatan besar bagi inovasi digital di Indonesia.
Menurut Ismail, melalui kehadiran 5G di Indonesia, adopsi dan inovasi teknologi akan semakin terakselerasi guna mendorong transformasi digital pada 4 sektor strategis yaitu infrastruktur digital, pemerintah digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital.
Dia mengatakan dalam menghadirkan potensi 5G yang demikian besar, dibutuhkan 5 aspek kebijakan yang komprehensif, yaitu regulasi, ketersediaan spektrum frekuensi radio, model bisnis yang efisien dan fleksibel, infrastruktur yang memadai, serta kesiapan perangkat, ekosistem, dan talenta digital.
“Kunci pengembangan 5G agar menjadikan 5G Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri adalah pemanfaatan teknologi dengan beragam aplikasi lokal dan talenta digital,” kata Ismail.