Bisnis.com, JAKARTA – Ragam kebijakan pembatasan ruang gerak mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dinilai justru menjadi katalis bagi perusahaan rintisan untuk bertransformasi menjadi unikorn.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan sentimen negatif bagi ekonomi, tetapi turut membawa indikasi positif. Menurutnya, diberlakukannya PSBB hingga ke PPKM memberikan dorongan yang mendukung para perusahaan rintisan untuk unjuk gigi melayani permasalahan di tengah masyarakat.
“Sadar atau tidak, pandemi Covid-19 memang dorongan terbesar atau momentum bagi startup untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat,” katanya, Jumat (23/7/2021).
Sekadar informasi, laporan CB Insights bertajuk The Complete List of Unicorn Companies mencatatkan perusahaan rintisan berbasis aplikasi pajak daring, OnlinePajak sebagai unikorn ketujuh dari Indonesia.
Perusahaan tersebut terdaftar pada 15 Juli 2021 dengan valuasi hingga US$1,7 miliar atau sekitar Rp24,75 triliun dengan beberapa investor pendukungnya, seperti Sequoia Capital India, Warburg Pincus, dan Altos Ventures.
Dianta pun menilai bertambahnya jumlah unikorn di Indonesia masih akan terjadi hingga akhir 2021. Adapun, pemain teknologi pendidikan dan teknologi kesehatan yang paling berpotensi menjadi unikorn berikutnya.
Menurutnya, terdapat tiga sektor yang berpeluang besar untuk duduk sebagai unikorn selanjutnya, yaitu SiCepat, Ruangguru, dan Tiket.com. Mulai dari sektor logistik atau SiCepat yang telah merampungkan pendanaan Seri B US$170 juta atau sekitar Rp2,44 triliun pada Maret 2021.
Selain itu, dari sektor teknologi pendidikan (edutech) Ruangguru disebut-sebut berpeluang menjadi unikorn, setelah meraup pendanaan US$55 juta atau sekitar Rp801 miliar pada April 2021.
Tidak hanya itu, dikutip melalui Bloomberg, pemain dari sektor online travel agent (OTA) Tiket.com turut memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar. Perusahaan ini pun berencana mencatatkan saham perdana atau IPO melalui merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus alias SPAC.