Dokumen IPO Bocor, Bukalapak Beberkan Strategi Perusahaan

Akbar Evandio
Kamis, 24 Juni 2021 | 10:20 WIB
Logo Bukalapak
Logo Bukalapak
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan dagang elektronik (e-commerce) Bukalapak angkat bicara menanggapi beredarnya dokumen mini expose terkait dengan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Sebagai gambaran, dokumen mini expose merupakan presentasi perusahaan kepada bursa terkait dengan informasi yang menyangkut kegiatan bisnis perusahaan yang akan melakukan IPO. Adapun, dalam dokumen paparan mini tersebut terdapat jadwal IPO dari Bukalapak beserta dengan konsultan hukum dan perusahaan penjamin emisi sekuritas global dan domestik.

Di dalam dokumen tersebut disebutkan penetapan harga penawaran perdana saham direncanakan pada 9 Juli 2021 dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan diterima pada 21 Juli 2021.

Selanjutnya, penawaran saham dijadwalkan akan digelar pada 23—27 Juli 2021, sedangkan Bukalapak akan listing di BEI pada 29 Juli 2021 dengan menggunakan kode ticker “BUKA”.

Menanggapi hal tersebut, VP of Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan hingga saat ini perusahaan masih mencari kesempatan untuk terus berkembang secara finansial.

Tidak hanya itu, dia menegaskan perusahaan juga tengah berfokus pada strategi berkelanjutan yang dapat memberikan nilai tambah kepada partner dan pengguna perusahaan sehingga untuk saat ini, mereka belum membuat keputusan apapun.

“Fokus kami saat ini adalah terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna untuk waktu-waktu mendatang," katanya, Rabu (23/6/2021).

Dalam dokumen tersebut, Bukalapak juga disebutkan akan menawarkan saham maksimal sebanyak 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Mereka juga akan menawarkan saham alokasi untuk karyawan alias employee stock allocation (ESA) sebanyak maksimal 0,1 persen dari total saham IPO yang ditawarkan.

Lebih lanjut, dokumen tersebut juga menuliskan perusahaan telah menunjuk setidaknya 5 penjamin emisi yang terbagi atas joint global coordinator, joint bookrunners, joint lead managing underwriters, dan domestic underwriters.

Lima penjamin emisi tersebut adalah UBS (global), BofA Securities, Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.

Startup berbasis dagang elektronik (e-commerce) Bukalapak berencana melantai di bursa saham dengan mengincar dana hingga US$800 juta, atau Rp11,2 triliun. Dalam dokumen tersebut juga diungkapkan bahwa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan tujuan umum Bukalapak ke depan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper