Gopay dan OVO Kembali Moncer saat Pengetatan PPKM Mikro

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 24 Juni 2021 | 07:59 WIB
Wanita memegang smartphone dengan aplikasi dompet digital. /ANTARA
Wanita memegang smartphone dengan aplikasi dompet digital. /ANTARA
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro diprediksi membuat jumlah transaksi produk pemesanan makanan meningkat. Selain itu, pemain dompet digital mengambil momentum PPKM Mikro untuk berjualan proteksi dan investasi.

Head of Corporate Affairs GoPay Winny Triswandhani mengatakan pandemi telah mentransformasi kebiasaan masyarakat terutama aktivitas digital. Pembayaran digital makin diandalkan sebagai opsi pembayaran utama bagi masyarakat di masa pandemi.

Preferensi konsumen, kata Winny, dengan alasan kebersihan dan keamanan, juga sudah berpindah ke ranah digital dan lebih sadar terhadap layanan jasa keuangan. Hal tersebut mendorong peningkatan trasaksi produki digital.

“Seperti pada pandemi tahun lalu, sejumlah layanan di ekosistem Gojek seperti layanan pesan antar makanan termasuk GoPay yang menjadi andalan bagi masyarakat Indonesia,” kata Winny kepada Bisnis.com, Kamis (24/6/2021).

Einny mengatakan performa GoPay telah melonjak kembali - bahkan nilai transaksi (GTV) GoPay telah melampaui sebelum pandemi dengan kinerja yang lebih efisien. Selain donasi, dan produk digital seperti voucher games, pembayaran aplikasi premium, GoPay juga mengalami peningkatan signifikan di ranah layanan jasa keuangan.

Gopay mencatat sejumlah peningkatan nilai transaksi pada 2020. Nilai transaksi untuk produk investasi naik hampir tujuh kali lipat. Nilai transaksi GoPaylater meningkat 3,3 kali lipat.

Sementara itu, Head of Corporate Communications Ovo Harumi Supit mengatakan sepanjang masa pandemi, terlihat bahwa solusi pembayaran digital serta layanan investasi dan asuransi digital yang dihadirkan Ovo makin meningkat penggunanya, seiring dengan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke digital dan nontunai.

Ovo senantiasa berupaya agar penggunanya merasakan manfaat dan kemudahan yang nyata dan meningkatkan akses terhadap layanan investasi, asuransi dan pinjaman modal bagi UMKM, khususnya saat pandemi.

“Kami percaya bahwa Ovo akan dengan sendirinya berkembang secara jangka panjang jika pengguna benar-benar puas dengan layanan yang diberikan,” kata Harumi.

Sekadar informasi, pada Maret 2021 jumlah pengguna layanan investasi di Ovo telah mencapai 250.000 orang. Pertumbuhan tersebut cukup cepat mengingat layanan investasi baru diperkenalkan pada Januari 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper