IDPRO Sebut Pasar Pangkalan Data di Indonesia Masih Besar

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 17 Juni 2021 | 22:09 WIB
Ilustrasi data center.
Ilustrasi data center.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO) menyatakan bisnis pusat data di Tanah Air masih sangat potensial dan berpeluang untuk tumbuh.

Indonesia memiliki geografis yang sangat luas sehingga butuh banyak dukungan pangkalan data untuk melayani masyarakat dan perusahaan-perusahaan teknologi di dalam negeri.

Sekjen IDPRO Teddy Sukardi mengatakan bisnis pangkalan data di Indonesia masih sangat potensial. Seluruh perusahaan yang melakukan aktivitas secara digital membutuhkan tempat penyimpanan data, salah satunya adalah pangkalan data. 

Tidak hanya itu, jumlah pengguna internet Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta pada 2021, juga merupakan pasar potensial yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha pangkalan data. 

“Salah satu segmen yang berkembangan saat ini adalah dagang-el, dan itu tidak bisa lari dari kebutuhan data center untuk menaruh data,” kata Teddy kepada Bisnis, Kamis (17/6/2021). 

Selain perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan pengguna internet, kata Teddy, bisnis pangkalan data juga dapat membantu ekosistem perangkat lunak dan Internet of Things. 

Ekosistem untuk pangkalan data, kata Teddy, semakin lama semakin besar sehingga pemain yang terlibat dalam bisnis tersebut makin banyak. 

“Sejauh ini persaingannya cukup sehat. Saya harapkan regulasi yang keluar dari pemerintah itu juga memposisikan data center nasional sebagai satu posisi strategis, jadi jangan sampai data pribadi masyarakat disimpan di luar,” kata Teddy.  

Teddy mengatakan meski memiliki potensi pasar yang besar, seharusnya pemain pangkalan data lokal dilibatkan dalam menyimpan data pribadi masyarakat. 

Dia menuturkan pemerintah seharusnya melarang perusahaan asing menyimpan data pribadi masyarakat Indonesia di luar negeri. Data pribadi yang merupakan data rahasia seharusnya berada di dalam negeri. 

Teddy bersyukur saat ini sejumlah perusahaan pangkalan data besar mulai menaruh servernya di dalam negeri. Secara teknis, letak pangkalan data harus selalu dekat dengan masyarakat agar layanan yang diberikan maksimal. 

“Pemain pangkalan data global mengerti bahwa aplikasi kamera pengawas dan aplikasi IoT butuh latensi yang rendah maka mereka dekatkan dan masuk ke Indonesia,” kata Teddy. 

Adapun mengenai lonjakan harga saham emiten pangkalan data di pasar modal, menurut Teddy, hal tersebut karena masyarakat dapat membedakan perusahaan pangkalan data yang berkualitas dan yang tidak.  

“Kenapa pelaku usaha mendapat perhatian lebih di pasar modal? Karena cukup jelas membacanya,” kata Teddy. 

Teddy menambahkan selama ini potensi bisnis pangkalan data kurang terlihat sehingga saat potensi bisnis ini maka masyarakat berbondong-bondong menaruh perhatian kepada emiten pangkalan data. 

"Mungkin sekarang terjadi efek kejut. Ke depan mungkin akan tumbuh dengan lebih normal, kejut-kejutannya akan berkurang,” kata Teddy. 

Sebelumnya, harga saham sejumlah perusahaan data center dalam negeri naik signifikan. PT Indointernet Tbk. (EDGE) harga sahamnya tercata senilai Rp36.250, naik 6.904 persen dibandingkan dengan Februari 2021 atau pada saat melantai.

Kemudian, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) tercatat memiliki saham senilai Rp59.000, naik 14.047 persen dibandingkan dengan Januari 2021.  

Dalam paparan Public Expose yang digelar pada Senin (7/6/2021), DCI Indonesia menargetkan kenaikan pendapatan 30 persen secara tahunan, dengan target pertumbuhan laba di atas presentase kenaikan pendapatan.

DCII saat ini memiliki 4 gedung pusat data dengan akumulasi kapasitas 37 MW di data center campus di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pangkalan data tersebut masih mampu menampung hingga 20 gedung dengan total kapasitas 300 MW.

DCI Indonesia berencana untuk membuka data center campus di lokasi baru, antara lain di 2 titik di Jabodetabek dan lokasi lainnya di luar Pulau Jawa, kemungkinan besar di Kepulauan Riau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper