BPPT Kukuhkan Empat Profesor Riset, Siapa Saja?

Fatkhul Maskur
Rabu, 16 Juni 2021 | 10:08 WIB
Kepala BPPT Hammam Riza. /BPPT
Kepala BPPT Hammam Riza. /BPPT
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengukuhkan empat orang profesor riset, Selasa (15/6/2021). Kehadirannya diharapkan memperkuat peran riset dan inovasi yang semakin dibutuhkan di masa pemulihan pascapandemi di satu sisi dan di sisi lain masih banyak kebutuhan formasi peneliti yang belum terpenuhi.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan professor riset patut dibanggakan, yang mama di BPPT peneliti mendapatkan tempat dan mampu menunjukan eksistensi riset dan inovasi. Bersama dengan perekayasa, bersinergi dan berkolaborasi melaksanakan kegiatan litbangjirap sesuai dengan amanat Undang-undang No 11 Tahun 2019.

"Pengukuhan diharapkan bukan sebagai akhir dari perjalanan riset sebagai peneliti, justru ini akan membuka wawasan baru dan derap langkah ke depan untuk menguatkan riset dan inovasi di delapan bidang teknologi di BPPT serta terus melahirkan karya invensi dan inovasi untuk mencapai Indonesia yang mandiri adil dan makmur," ujarnya.

Peran riset dan inovasi semakin dibutuhkan dalam masa pemulihan pascapandemi. Oleh karena itu, profesor riset harus bisa memperkuat ekosistem inovasi untuk pemulihan ekonomi berbasis inovasi baik dimasa pandemi dan tahap pemulihan ekonomi secara nasional.

Pada saat yang sama, kebutuhan formasi peneliti masih banyak yang belum terpenuhi bukan saja di BPPT tetapi juga secara nasional pun keberadaan professor riset masih sangat minim. Oleh karena itu, pengukuhan profesor riset adalah upaya untuk mengisi kekurangan tersebut.

Selain itu, dengan dikukuhkannya empat profesor riset diharapkan semakin memacu peneliti ahli utama lain untuk dapat segera dikukuhkan menjadi profesor riset. Saat ini, BPPT memiliki 60 peneliti ahli utama yang berpotensi menjadi profesor riset.

Berikut ini keempat profesor riset yang baru dikukuhkan :

1. Fathoni Moehtadi, Profesor Riset bidang Kebijakan Iptek dan Inovasi.

Dalam pengukuhannya, Profesor Fathoni Moehtadi menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul Arsitektur Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek Indonesia dalam Penguatan Daya Saing Bangsa. Ia menggaris bawahi bahwa sumberdaya manusia Iptek perlu terus ditingkatkan, dan bahwa sumberdaya manusia yang unggul yang kompetitif memiliki kompetensi akan menjadi kekuatan utama dalam mencapai target dari Prioritas Riset Nasional (PRN).

Sistem inovasi nasional perlu didorong untuk melahirkan inovasi dalam rangka membangun ekosistem yang memungkinkan terciptanya produk-produk yang berdaya saing yang akan meningkatkan ekonomi bangsa, itulah sejatinya Iptek untuk pembangunan nasional.

2. Lamhot Parulian Manalu, Profesor Riset bidang Teknologi Pascapanen.

Dalam pengukuhannya, Profesor Lamhot menyampaikan orasi ilmiah berjudul Inovasi Teknologi Pengeringan Produk Pertanian dan Tanaman Obat. Hasil risetnya telah berhasil memberikan perspektif baru yang akurat dalam mengoptimasi pengeringan. Inovasi teknologi pengering bertenaga surya hybrid berhasil memberikan solusi yang inovatif dan ramah lingkungan serta sudah diterapkan di 20 Kabupaten Kota di 12 Provinsi dalam rangka mewujudkan kemandirian bahan baku obat khususnya bahan baku obat herbal.

3. Rizqon Fajar, Profesor Riset bidang Bahan Bakar dan Pembakaran.

Dalam pengukuhannya, Profesor Rizqon Fajar memamaparkan orasi berjudul Pentingnya Proses Pengujian Mesin dan Permodelan Berbasis Kecerdasan Artifisial dalam Mendukung Kegiatan Riset dan Inovasi Bahan Bakar Nabati. Meskipun implementasi biodiesl di Indonesia paling tinggi sedunia, tetapi masih mempunyai tantangan dari sisi ketersediaan bahan baku, kualitas dan penggunaan biodiesel masih sangat terbatas pada transportasi darat.

Penggunaan kecerdasan artifisial yang terintegrasi dengan menggunakan Artificial Neural Network (ANN) tujuan nya adalah untuk pemodelan propertis dari BBN dan kinerja pada mesin. Diharapkan dapat mempercepat pencapaian output serta mengurangi biaya riset BBN.

4. Siswa Setyanadi, Profesor Riset bidang Teknologi Pangan dan Kesehatan.

Dalam pengukuhannya, Profesor Riset Siswa Setyanadi menyampaikan orasi berjudul Teknologi Bioproses dan Produksi Biokatalis untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Pangan dan Kesehatan.

Pengembangan enzim protease yang dilakukan secara fermentasi telah banyak menghasilkan bioproduk yang ramah lingkungan dan bernilai guna. Pengembangan enzim protease ini dalam sektor bioindustri sangat potensial untuk mengembangkan industri pangan dan kesehatan. Kedepan diharapkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan enzim dalam negeri.

Dalam kondisi pandemi yang belum selesai, empat orasi pengukuhan dapat memberikan sebuah semangat untuk upaya meminimalkan dampak pandemi maupun upaya untuk mengakhiri pandemi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper