Layanan 5G Belum Mendesak, 4G Masih Cukup Penuhi Kebutuhan

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 27 Mei 2021 | 19:59 WIB
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai kehadiran 5G belum terlalu dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Belum ada solusi yang benar-benar mampu membuat masyarakat menggunakan jaringan 5G.

Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala mengatakan kehadiran 5G untuk bagi segmen ritel saat ini masih kurang mendesak. Layanan 4G masih cukup untuk melayani aktivitas digital, mulai dari belajar hingga bekerja dari rumah.

Sementara bagi segmen korporasi atau industri, kata Kamilov, 5G hanya digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan membangun citra. Belum ada solusi 5G yang menghadirkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas perusahaan.  

“Untuk saat ini kebutuhan 5G bagi masyarakat belum sangat perlu. 5G bagi pelaku bisnis bagian dari pembangunan citra saja,” kata Kamilov, Kamis (27/5/2021).

Tidak hanya itu, sambung Kamilov, teknologi 3G dan 4G sebenarnya masih harus ditingkatkan. Kedua teknologi tersebut belum mencapai batas optimal, dari sisi cakupan dan kecepatan.

Kamilov menduga bahwa kehadiran 5G hanya untuk kepentingan vendor teknologi, mengingat masyarakat dan indsutri belum terlalu membutuhkan.

“Ini bagian tren bisnis vendor dan industri telekomunikasi saja agar dinamika bisnis  mereka bergerak lebih cepat jadi pengendali utamanya vendor,” kata Kamilov.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan implementasi 5G tahap awal operator seluler, tujuannya adalah untuk memposisikan diri  menjadi yang pertama adopsi 5G.

Operator menyasar pasar ritel di kawasan residensial karena di sana terdapat permintaan yang jelas terhadap layanan 5G. Pergelaran dan implementasi 5G berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan saat diimplementasikan di segmen industri, yang permintaannya belum tentu ada.

“Alasannya, 5G merupakan keniscayaan sebagai tingkatan lanjut teknologi wireless setelah 4G,” kata Heru.

Adapun mengenai harga layanan 5G, akan tergantung model bisnisnya. Terdapat dua skema paket layanan 5G dijual kepada pelanggan ritel. Pertama, bisa berbasis kuota. Kedua, berbasis kecepatan.

Sekedar informasi, setelah menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) pada 24 Mei 2021, Telkomsel secara resmi meluncurkan layanan Telkomsel 5G dengan mengusung tema “5G: Unlock the Future”.

Selain menegaskan posisinya sebagai operator seluler pertama yang menggelar jaringan 5G di Indonesia, melalui peluncuran ini Telkomsel juga memastikan layanan 5G sudah dapat digunakan secara komersial.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper