Bisnis.com, JAKARTA – Komisaris Perlindungan Data dan Kebebasan Informasi Hamburg Johannes Caspar menguraikan sejumlah masalah mengenai kebijakan privasi Whatsapp yang diperbaharui.
Dilansir dari GSM Arena, Rabu (12/5/2021), Caspar mengeklaim bahwa kebijakan tersebut tidak sesuai dengan peraturan GDPR yang ditetapkan untuk semua perusahaan yang menyimpan data tentang pelanggan, pengguna, atau karyawan.
GDPR adalah singkatan dari General Data Protection Regulation, yaitu sebuah aturan tentang kegiatan daring, yang bertujuan melindungi data pengguna.
“Ketentuan tentang transfer data tersebar di berbagai tingkat deklarasi perlindungan data, mereka tidak jelas dan sulit dibedakan antara versi Eropa dan internasionalnya,” kata Caspar.
Selain itu, kata Caspar, isi kebijakan privasi baru menyesatkan dan terdapat kontradiksi yang cukup besar dengan GDPR. Bahkan setelah analisis yang lebih rinci, tidak dapat dilihat konsekuensi bagi pengguna.
Caspar pun mengeluarkan larangan darurat selama tiga bulan bagi induk Whatsapp, Facebook, untuk melanjutkan pengumpulan data di Jerman. Dia juga meminta panel regulator data Uni Eropa untuk mengikuti tindakan Jerman di seluruh Uni Eropa.
Baca Juga 3 Fenomena Langit Selama Lebaran 2021 |
---|
Sementara itu Facebook menyangkal klaim Caspar. Facebook mengatakan upaya Caspar tidak akan menghentikan kebijakan baru untuk diluncurkan. Facebook menyebut regulator Jerman salah paham mengenai pembaruan tersebut.