Pengembang Gim Lokal Andalkan Investor Asing untuk Pendanaan

Akbar Evandio
Selasa, 4 Mei 2021 | 06:17 WIB
Anak-anak bermain game online di sebuah warnet./Ilustrasi-indigos.com
Anak-anak bermain game online di sebuah warnet./Ilustrasi-indigos.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan yang berfokus ke pengembangan gim  masih bertumpu pada investor mancanegara untuk meraih pendanaan. 

Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno mengatakan secara individu, pengembang gim lokal yang mencari investasi saat ini lebih mudah mencari di luar negeri.

“[Penyebabnya] mencari dan menemukan partner yang tepat tidak mudah, tetapi untuk mendorong ekosistem pendanaan ke sektor gim sebagai langkah awal [pengembang lokal] dapat mengikuti program-program pemerintah dan AGI yang mengirimkan delegasi ke acara-acara bisnis gim internasional,” katanya, Senin (3/5/2021).

Lebih lanjut, dia mengatakan keterbatasan pendanaan ini juga berdampak pada kinerja pengembang gim lokal. Sebab, saat ini pengembang gim Indonesia memang masih kesulitan bersaing secara kualitas dengan produk-produk luar negeri.

“Berbeda dengan industri lain yang menguntungkan pebisnis lokal secara natural. Misalnya, kedekatan pada bahan, logistik, perpajakan, dan lainnya. Namun, dalam bisnis pengembangan gim produk asing dapat mudah masuk secara digital. Pelaku lokal pun tidak memiliki banyak kelebihan signifikan dalam merebut pasar sendiri,” katanya.

Oleh sebab itu, dia menilai keseluruhan pelaku industri perlu secara bersama-sama mencapai suatu titik sukses yang menjadi titik balik untuk membuktikan bahwa industri gim layak diinvestasikan.

“Seperti halnya yang terjadi dalam industri teknologi atau startup, ini akan mengubah trayektori industri dari organik [situasi saat ini] menjadi inorganik, di mana dukungan finansial memacu pertumbuhan secara cepat dan masif,” ujarnya.

Berdasarkan riset Peta Ekosistem Industri Game Indonesia 2020,  sebesar 67,5 persen responden mengaku masih mengandalkan dana pribadi untuk kegiatan produksi dan operasional perusahaan mereka sendiri.

Sementara itu, responden lainnya mendapatkan dana dari angel investment (10,8 persen), venture capital investment (4,8 persen), inkubator atau akselerator (3,6 persen), crowdfunding (1,2 persen), dan sumber pendanaan lainnya (12 persen).

Adapun mayoritas investor yaitu sekitar 60 persen berasal dari dalam negeri, sedangkan dari luar negeri berkisar 30 persen, dan investor gabungan dari keduanya sebesar 10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper