Fore Coffe Intip Peluang Jadi Unikorn

Akbar Evandio
Selasa, 27 April 2021 | 20:10 WIB
Gerai drive-through Fore Coffee/Fore Coffee
Gerai drive-through Fore Coffee/Fore Coffee
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Fore Coffee, perusahaan rintisan (startup) di bidang kuliner, menyatakan pandemi Covid-19 turut meningkatkan optimisme mereka untuk meningkatkan valuasi perusahaan ke level unikorn.

Co-Founder dan COO Fore Coffee Elisa Suteja mengatakan meskipun terpengaruh oleh pandemi Covid-19 sehingga pertumbuhan yang terjadi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi di sisi yang lain, pandemi justru membuat penetrasi terhadap dunia digital menjadi semakin cepat.

“Fore percaya bahwa ini adalah peluang untuk kami sebagai salah satu pemain industri makanan dan minuman yang mengkombinasikan F&B dan teknologi untuk bertumbuh semakin besar di masa post pandemi,” ujar Elisa, Selasa (27/4/2021).

Elisa juga melihat peluang di kota tingkat dua dan tiga yang menunjukan performa yang baik dari bulan ke bulan sehingga mereka berencana untuk melanjutkan ekspansi di kota-kota baru di pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi.

Selanjutnya, dia mengatakan perusahaan berkomitmen untuk melanjutkan usaha ini dengan menggunakan jangkauan lokasi Fore menyajikan opsi minuman yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia.

“Yang terbaru dari kami adalah produk Manuka Series, menu kopi dan teh dengan madu manuka yang sudah dikenal dengan khasiatnya untuk tubuh. Menu ini tersedia di lebih dari 60 outlet Fore Coffee, memungkinkan konsumen untuk mendapatkan opsi yang lebih baik untuk tubuh mereka dengan jangkauan yang Fore miliki,” katanya.

Sekadar catatan, Sequoia India –modal ventura terkenal yang dikenal membiakkan unikorn— belum lama ini berhasil memimpin pendanaan seri B dan mengumpulkan US$109 juta pada awal Mei 2020 untuk startup Kopi Kenangan yang hingga saat ini memiliki valuasi US$477 juta.

Tidak hanya itu, Fore Coffee, perusahaan rintisan spesialis kopi, juga meraih pendanaan sebesar US$8,5 juta atau setara dengan Rp127 miliar pada 2019 dari East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, Insignia Ventures Partners, dan beberapa angel investor.

Berdasarkan data DSResearch, kedua startup tersebut saat ini merupakan bagian dari barisan centaur di Indonesia, yaitu sebutan untuk startup yang telah mencapai valuasi lebih dari US$100 juta (Rp1,4 triliun) dan di bawah US$1 miliar (Rp14 triliun). Valuasi sendiri salah satunya diukur berdasarkan pendanaan yang didapat dari investor.

Berdasarkan data Statista, pada 2020, pendapatan di segmen kuliner Indonesia diproyeksikan mencapai US$2,47 juta pada 2021, di mana penetrasi pengguna akan menjadi 15,8 persen pada Tahun ini dan diperkirakan akan mencapai 26,0 persen pada 2025.

Menurut catatan Bisnis.com, pada 2020 terdapat enam perusahaan rintisan di bidang ini yang memperoleh pendanaan total US$128 juta lebih atau sekitar Rp 1,8 triliun yaitu, Hangry US$3 juta, Kopi Kenangan US$109 juta, YummyCorp US$12 juta, Mangkokku dan Haus! masing-masing US$2 juta, serta Greenly yang tidak disebutkan nilainya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper