Serangan Terhadap Protokol Akses Jarak Jauh Naik Selama Pandemi

Syaiful Millah
Rabu, 21 April 2021 | 16:30 WIB
Ilustrasi logo Yahoo di antara kode siber./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi logo Yahoo di antara kode siber./Reuters-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menuntut digitalisasi di berbagai bidang. Hal ini menimbulkan persoalan baru terkait dengan risiko keamanan siber salah satunya adalah serangan protokol jarak jauh. 

Remote desktop protocol (RDP) merupakan alat produksi desktop jarak jauh paling populer dan digunakan untuk mengakses workstation atau server windows dari perusahaan. Setelah peralihan ke pekerjaan jarak jauh, serangan terhadap protokol ini meroket. 

Menurut telemetri Kaspersky, ketika dunia mulai mengalami wabah pada Maret 2020, jumlah total serangan bruteforce terhadap RDP melonjak naik menjadi 277,4 juta dibandingkan bulan sebelumnya dengan 93,1 juta serangan di seluruh dunia. 

Selanjutnya, mulai April 2020 dan seterusnya serangan bulanan tidak pernah turun ke bawah 300 juta dan mencapai level tertinggi baru dengan angka 409 juta serangan pada November tahun lalu. Pada Februari 2021, terdapat 377,5 juta serangan. 

Pakar keamanan di Kaspersky Dmitry Galov mengatakan pekerjaan sistem jarak jauh masih akan terus berlanjut. Bahkan ketika perusahaan mulai mempertimbangkan untuk membuka kembali tempat kerja mereka, banyak yang menyatakan kerja jarak jauh tetap akan dilakukan. 

Banyak perusahaan yang akan bertransformasi menuju kerja hibrida dengan kombinasi antara kerja di kantor dan remote. Artinya, kemungkinan jenis serangan terhadap protokol desktop jarak jauh akan terus terjadi dengan kecepatan yang cukup tinggi. 

"Ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu memperbarui infrastruktur keamanan mereka. Dan tempat yang baik untuk memulai adalah memberikan perlindungan yang lebih kuat untuk akses RDP mereka," katanya, Rabu (21/4). 

Berdasarkan data Kaspersky, Asis Tenggara juga menunjukkan peningkatan yang stabil dalam jumlah serangan RDP yang digunakan di wilayah ini. Serangan mencapai angka tertinggi pada September tahun lalu dengan 31 juta serangan bruteforce. 

Secara keseluruhan, perusahaan keamanan siber global memblokir sekitar 214 juta eksploitasi RDP di wilayah Asia Tenggara pada tahun lalu. Indonesia sendiri mencatat sebanyak 39,7 juta serangan untuk periode Januari hingga Desember 2020. 

Direktur Pelaksana Asia Pasifik di Kaspersky Chris Connell mengatakan jumlah serangan yang diidentifikasi dan dipantau menunjukkan gambaran mengkhawatirkan tentang kerentanan karyawan yang bekerja dari rumah.  

"Kami menyerukan kepada pemilik bisnis, dari perusahaan besar hingga usaha kecil dan menengah untuk mempertimbangkan memasang solusi titik akhir dasar dan memanfaatkan pelatihan adaptif untuk membentengi diri dari upaya berbahaya ini," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper