Persaingan Ponsel Premium, Siap-siap Harga Ponsel Meroket

Akbar Evandio
Kamis, 8 April 2021 | 09:35 WIB
Realme 8 Pro. /Dok. Realme Indonesia
Realme 8 Pro. /Dok. Realme Indonesia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ponsel pintar di segmen premium dinilai harus bersiap dengan beragam strategi. Sebab, kelangkaan bahan mentah seperti chipset diprediksi akan membuat harga ponsel semakin meningkat.

Ketua Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) Ali Soebroto mengatakan untuk selamat dari fenomena tersebut, para vendor harus mengedepankan prinsip dasar persaingan yang ditentukan oleh biaya dan inovasi.

“Para pemain harus mulai mengkalkulasi biaya dan inovasi yang akan diluncurkan. Meskipun, untuk bisa bertahan ada satu faktor lain yang imaginer yaitu keberuntungan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (7/4/2021).

Menurutnya, para pemain tidak hanya perlu berfokus mengenai kelangkaan cip. Sebab, saat ini terjadi juga kelangkaan pada material lain, seperti plastik, metal  dan komoditi lainnya, sehingga perlu kecermatan untuk mengantisipasinya.

“Selama terjadi kenaikan. harga yang diterima pasar biasanya akan diikuti dengan penambahan kapasitas produksi, yang terpenting mereka [vendor] tahu untuk main di tengah atau main di atas dan mana yang lebih menguntungkan, tergantung skala ekonominya,” ujarnya.

Dikutip melalui Gizmochina, Wakil Presiden Realme dan Presiden Realme China Xu Qi mengatakan perusahaan melihat adanya fenomena kelangkaan akan memberikan fluktuasi di harga ponsel pintar pada semester II/2021.

Selain itu, dia mengatakan penyebab lainnya kenaikan harga ponsel didorong oleh kekurangan bahan mentah global, termasuk chipset dan baterai.

“Tahun lalu, Realme telah mengumumkan strategi barunya untuk tahun 2021 - Dual Platform + Dual Flagship. Untuk perangkat kelas atas, perusahaan akan menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon dan MediaTek Dimensity,” katanya seperti dikutip Bisnis.

Dia berencana untuk membuat 2 penawaran andalan, satu berfokus pada kinerja dan yang lainnya berfokus pada fotografi. Perusahaan juga berencana untuk mengambil jajaran produk mid-to-high end sebagai langkah untuk mengembangkan merek tersebut.

Perusahaan juga memperluas jejaknya di China. Baru-baru ini perusahaan memperluas titik penjualan dan telah melewati 30.000 titik dan jaringan penjualan. Ia juga telah memperluas outlet layanan purna jual menjadi lebih dari 1.000 yang mencakup lebih dari 300 kota.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper