Roket Luar Angkasa SpaceX Milik Elon Musk Meledak, Potongan Puing Berserakan

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 31 Maret 2021 | 08:30 WIB
Pesawat luar angkasa milik SpaceX meluncur dari Pangkalan Udara Cape Canaveral di Florida, AS./Bloomberg
Pesawat luar angkasa milik SpaceX meluncur dari Pangkalan Udara Cape Canaveral di Florida, AS./Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Roket prototipe SpaceX Starship yang tidak berawak gagal mendarat dengan selamat pada Selasa (30 Maret) setelah uji peluncuran dari Boca Chica, Texas, dan para insinyur sedang menyelidiki, kata SpaceX.

"Kami tampaknya kehilangan semua data dari kendaraan," kata insinyur SpaceX John Insprucker dalam video webcast uji terbang roket. "Kami harus mencari tahu dari tim apa yang terjadi." ujarnya dilansir dari Channel News Asia.

Tampilan webcast tertutup kabut, sehingga kendaraan sulit untuk melihat pendaratan. Puing-puing dari pesawat ruang angkasa itu ditemukan berserakan 8 km dari lokasi pendaratannya.

Starship adalah salah satu dari serangkaian prototipe untuk roket angkat berat yang dikembangkan oleh perusahaan luar angkasa swasta pengusaha miliarder Elon Musk untuk membawa manusia dan 100 ton kargo untuk misi masa depan ke bulan dan Mars.

Roket Starship lengkap, yang akan berdiri setinggi 120 meter dengan pendorong tahap pertama yang sangat berat, adalah kendaraan peluncuran generasi terbaru SpaceX yang dapat digunakan kembali - pusat ambisi Musk untuk membuat perjalanan luar angkasa manusia lebih terjangkau dan rutin.

Penerbangan orbital Starship pertama direncanakan untuk akhir tahun. Musk, yang juga mengepalai produsen mobil listrik Tesla Inc, mengatakan dia berniat menerbangkan miliarder Jepang Yusaku Maezawa keliling bulan di Starship pada 2023.

Starships SN8 dan SN9 sebelumnya meledak saat mendarat selama uji coba mereka. SN10 mencapai pendaratan tegak awal bulan ini, tetapi kemudian terbakar sekitar delapan menit setelah pendaratan.

"Sepertinya mesin 2 mengalami masalah saat pendakian & tidak mencapai tekanan ruang operasi selama pembakaran pendaratan, tetapi, secara teori, itu tidak diperlukan," tweet Musk pada hari Selasa, setelah uji terbang SN11. "Sesuatu yang signifikan terjadi tak lama setelah pembakaran pendaratan dimulai. Seharusnya tahu apa itu setelah kita dapat memeriksa bitnya nanti hari." paparnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper