Canggih, Ada Robot Pendeteksi Virus Corona dari Air Limbah

Novita Sari Simamora
Kamis, 18 Maret 2021 | 21:12 WIB
Robot untuk mendeteksi virus corona pada limbah./Medical Daily
Robot untuk mendeteksi virus corona pada limbah./Medical Daily
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian terbaru dengan menggunakan robot penanganan limbah, laboratorium bisa mendeteksi virus corona di air limbah hingga 30 kali lebih cepat.

Mengutip dari Medical Daily, Kamis (18/3/2021), kecanggihan ini diterbitkan dalam jurnal mikrobiologi mSystems, telah memberikan lebih banyak waktu tunggu bagi masyarakat untuk memantau air limbah mereka, sebagai peringatan dini infeksi virus corona (Covid-19) di lingkungan mereka.

Saat seseorang terinfeksi Covid-19, maka virus tersebut akan melekat pada tinja atau kotoran manusia, sehingga saluran pembuangan menjadi tempat yang jelas untuk mendeteksi virus corona. Pengawasan air limbah dapat digunakan di tingkat komunitas lokal untuk melihat kelompok wabah potensial sebelum diagnosis klinis, terutama di daerah di mana tingkat prevalensi Covid-19 jauh melebihi tingkat pengujian.

Masalahnya adalah bahwa virus sangat encer dalam aliran limbah karena banyaknya kamar mandi orang yang mengalir ke dalamnya, belum lagi semua sampah lain yang mereka buang. Surveilans bergantung pada pemekatan partikel virus corona dari air limbah untuk mendeteksi virus tersebut.

Langkah konsentrasi virus ini biasanya menjadi penghambat utama dalam analisis air limbah karena itu melelahkan dan memakan waktu. Sistem robot tersebut akan menggunakan pendekatan yang berbeda dan lebih cepat.

robot pendeteksi virus corona covid
robot pendeteksi virus corona covid

Seberapa penting mendeteksi virus corona di limbah?

Pengawasan limbah untuk mendeteksi virus corona sangat penting dilakukan di kota, sekolah, dan gedung perkantoran.

Pengawasan air limbah sangat berguna sebagai sistem peringatan dini untuk daerah berisiko tinggi, seperti komunitas di mana penduduk yang tidak berdokumen mungkin berhati-hati tentang pengujian individu.

Teknik konsentrasi virus yang paling umum yakni menggunakan filter dan dapat berlangsung dari enam hingga delapan jam untuk mengubah beberapa lusin spesimen limbah menjadi sampel yang kemudian dapat diuji keberadaan SARS-CoV-2. Protokol baru ini akan berpusat pada 24 sampel dalam satu kali pengoperasian selama 40 menit.

“Kami menggunakan peralatan yang biasanya saat tugas mikrobiologi atau biologi sel di lab untuk menangani limbah sebagai gantinya. Dengan mengecilkan dan mengotomatiskan sistem maka, kami menciptakan proses deteksi yang jauh lebih cepat,” seperti dikutip.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper