Bisnis.com, JAKARTA – Warung Pintar mengumumkan langkah mereka untuk mengakuisisi Bizzy Digital, platform logistik terintegrasi dan rantai pasokan distribusi business to business (B2B), senilai US$45 juta atau setara dengan Rp631,15 miliar.
Adapun, kesepakatan itu telah menggabungkan dua perusahaan yang selama ini sudah bekerja sama dengan 600 merek dan melayani 230.000 pengecer di 65 kota di seluruh Indonesia dan mendukung jaringan distributor nasional. Setelah akuisisi, Co-founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengatakan perusahaan akan memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam platform dagang elektronik (e-commerce) B2B.
“Pasar e-commerce B2B memiliki ruang yang sangat besar untuk tumbuh dan diharapkan meningkat setidaknya tiga kali dari ukuran sepupu di bisnis B2C,” katanya dalam siaran pers, Rabu (24/2/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan Warung Pintar dan Bizzy Digital memiliki misi yang sama dalam mentransformasi peritel tradisional dan meningkatkan efisiensi di sepanjang rantai pasokan yang terfragmentasi di Indonesia, tetapi mereka akan menangani masalah dari dua sudut yang berbeda.
“Melalui akuisisi ini kami berharap dapat mengubah pendekatan distribusi digital di lapangan, yang mana secara historis sangat didorong oleh promosi dan diskon sebagai strategi akuisisi pelanggan yang sangat ditentang oleh banyak mitra FMCG [fast-moving consumer goods] kami,” ujarnya.
Menurutnya, dengan memiliki Bizzy Digital sebagai bagian dari ekosistem Warung Pintar akan memungkinkan mereka untuk menjamin keandalan produk, ketersediaan dan harga yang adil.
Di sisi lain, pendekatan Bizzy Digital dimulai dengan sisi penawaran, bekerja dengan merek dan distributor orientasi ke platform. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan visibilitas yang jelas tentang kesadaran mereka, efisiensi dan kinerja produk atau distribusi, dan permintaan konsumen.
Sementara itu, Andrew Mawikere, CEO Bizzy Digital mengatakan pasca transaksi perusahaan akan tetap mempertahankan entitasnya dan bertindak sebagai jembatan yang berfokus pada membawa kolaborasi yang lebih dalam dengan merek dan distributor.
Menurutnya, hal ini menjadi pendekatan yang menjawab banyak friksi yang ada antara startup eB2B dan perusahaan FMCG serta distributornya.