Bisnis.com, JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menilai pergeseran proses usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari dunia fisik ke ranah daring turut membuka peluang bagi pelaku kejahatan siber untuk menyerang melalui ragam skema.
Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiawan mengatakan UMKM menjadi pondasi bagi ekonomi nasional dan saat ini mereka tengah bergerak menuju sistem daring. Namun, kemampuan atau pengetahuan pemain dalam aspek keamanan siber masih minim.
“Oleh sebab itu, antisipasi pemerintah, khususnya BSSN adalah meluncurkan dan implementasi nasional program Penilaian Mandiri Keamanan Informasi [Paman Kami] untuk pelaku UKM,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (18/2/2021).
Anton menjelaskan program ini sudah diluncurkan pada 2020 dan mulai berjalan tahun ini dengan berfokus pada UMKM di wilayah Indonesia bagian timur pada kuartal I/2021.
“Kami sudah mulai [program ini] sejak bulan lalu di kota Ambon dan Maluku. Kemudian, minggu depan ke Kupang, NTT. Adapun setelah Kupang, langsung ke Palembang,” ujarnya.
Dia pun menyarankan agar pelaku UMKM turut menganggarkan biaya untuk berinvestasi ke peningkatan keamanan teknologinya, khusus dalam meredam serangan siber sebesar 3 persen dari total belanja organisasi.
“Sebenarnya tidak ada patokan resmi, tetapi berdasarkan pengalaman dan studi, seharusnya [setiap] korporasi, startup, dan UMKM tidak kurang dari 3 persen [menganggarkan untuk antisipasi serangan] dari total belanja organisasi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dia mengatakan bahwa masih menjadi perhatian untuk terus ditingkatkan adalah kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari pelaku UMKM agar bisa menerapkan Cyber Hygiene dan budaya keamanan siber, minimal mengenali ragam bentuk serangan siber.