Bisnis.com, JAKARTA - GBG (AIM:GBG), perusahaan teknologi global dalam manajemen fraud dan compliance, verifikasi identitas, dan intelijen data berbasis lokasi, meluncurkan GBG Intelligence Center.
Platform dinamis ini terhubung ke jaringan teknologi eksternal dan terpatenkan, serta mitra-mitra data yang ahli dalam bidang verifikasi identitas, penilaian perangkat bergerak serta IP, asosiasi hubungan, ancaman siber endpoint, risiko kredit, dan kecerdasan lokasi.
GBG Intelligence Center merupakan salah satu dari modul utama fraud engine milik GBG, Manajemen Risiko Digital, dan platform Intelijen.
Kemampuan Intelligence Center milik GBG dapat membantu organisasi untuk melakukan proses validasi dan verifikasi yang lebih baik, serta menilai profil, perilaku, dan tujuan dari individu atau entitas lainnya di seluruh cabang, web, perangkat bergerak, dan aplikasi. GBG Intelligence Center juga dapat mengubah data mentah menjadi intelijen data untuk meningkatkan akurasi dan deteksi penipuan.
“Tidak hanya memberikan kemampuan pencegahan penipuan berlapis sesuai kebutuhan, GBG Intelligence Center juga meningkatkan efisiensi sangat tinggi karena perusahaan keuangan kini bisa menyatukan sejumlah besar data ke dalam satu platform saja. Dengan terhubung ke Digital Risk Management dan Intelligence Platform GBG dan ekosistem partner lainnya, lembaga keuangan dapat mengubah data menjadi insights dan intelligence untuk membuat keputusan yang lebih baik,” kata Dev Dhiman, APAC Managing Director GBG dalam keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).
Menurutnya, dengan meningkatnya penipuan keuangan siber, terlebih dengan adanya kejahatan rekayasa sosial dan pencurian identitas selama masa pandemi, kami telah melihat bagaimana intelijen data di keamanan endpoint, asosiasi identitas, validasi alamat email, dan kemampuan penilaian lewat telepon telah membantu memitigasi usaha penipuan keuangan.
Baca Juga : Pacu Bisnis Keamanan Siber, Metrodata (MTDL) Sasar Perusahaan Perbankan hingga Penerbangan |
---|
Mengembangkan solusi pencegahan penipuan sangatlah penting untuk mengatasi ancaman berbahaya yang semakin banyak bermunculan.
Dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini, permintaan akan Perbankan Digital dan Layanan Keuangan lainnya berkembang pesat di Indonesia.
Menurut data BPS, pada kuartal IV 2020, sembilan dari 10 orang yang disurvei melakukan pembelian online dan penggunaan layanan perbankan mobile melonjak tahun ke tahun hingga 67,2 persen. Situasi ini mendorong LK untuk meningkatkan kemampuan mereka dan menjadi lebih gesit agar dapat memanfaatkan momentum tersebut pada 2021 dan seterusnya.
Baca Juga : Ada Usulan Batasan Usia dalam RUU PDP |
---|
Pada umumnya, Lembaga Keuangan menghabiskan 30-35 persen waktu mereka untuk membeli dan mengintegrasikan teknologi baru. Hal tersebut mengurangi kecepatan LK dalam meluncurkan layanan keuangan baru. Untuk perusahaan yang telah menggunakan fraud engine milik GBG, integrasi Intelligence Center memberikan sembilan tindakan pencegahan penipuan tambahan yang dapat dipicu dengan mudah.
Alih-alih melalui proses pengadaan yang panjang untuk membeli solusi baru, Intelligence Center memberikan kemudahan untuk menambahkan solusi baru yang bisa membantu perusahaan menjadi lebih sigap agar mendapatkan kepercayaan lebih dari konsumen mereka, serta untuk memperkuat pertahanan terhadap pelaku kejahatan.
GBG Intelligence Center memiliki Sembilan kategori kemampuan peningkatan deteksi penipuan yang terhubung dengan teknologi dan mitra data yang terbaik. GBG Intelligence Center juga memberikan akses on-demand ke berbagai solusi terbaik yang akan terus berkembang untuk mengatasi tipe-tipe penipuan baru, seperti penipuan pihak pertama secara rekayasa sosial atau social engineering, penipuan identitas, pencurian identitas, dan kejahatan siber.
Pengguna juga dapat memperoleh kunci lisensi dan mengaktivasi kemampuan yang mereka butuhkan. Dengan menggunakan Workflow Manager yang dinamis, pengguna dapat merancang dan menjalankan proses yang mereka inginkan untuk meningkatkan efisiensi deteksi penipuan.
Saat ini, tujuh pelanggan yang sudah menggunakan Instinct, solusi onboarding digital milik GBG, telah menerapkan GBG Intelligence Center. Beberapa di antaranya bank BUKU 4 BUMN di Indonesia, serta sejumlah bank papan atas, perusahaan pay-later, perusahaan jasa keuangan konsumen, serta perusahaan pembangunan dan asuransi di Australia.
Setelah menggunakan GBG Instinct selama 3 tahun, salah satu bank BUMN ternama telah mengintegrasikan GBG Intelligence Center dalam upaya menuju visi mereka untuk memberikan pengalaman pelanggan dan layanan keuangan digital terbaik.
GBG Intelligence Center telah diterapkan di lebih dari 100 cabang bank tersebut untuk mendukung portofolio layanan perbankan ritelnya, termasuk pinjaman pribadi dan rumah, kartu kredit, dan aplikasi pembiayaan mobil. Saat ini, bank tersebut dapat melakukan pengambilan keputusan secara langsung dan mereka juga telah meningkatkan efisiensi onboarding konsumen baru sampai dengan 85%.
Hal ini didukung oleh perkembangan dari proses pengajuan pinjaman dan persetujuan yang sebelumnya dilakukan secara manual menjadi semi-otomatis.
Dengan menggunakan Intelligence Center, bank dapat mengakses dan mengasimilasi data dari sumber-sumber data lain termasuk gudang data internal milik bank untuk perkiraan pendapatan. Selain itu, sumber data eksternal seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) juga dapat digunakan untuk memperoleh profil pemohon pinjaman yang holistik dan akurat.
GBG Intelligence Center akan segera terhubung ke sumber data telekomunikasi lokal seperti Telkomsel, Indosat, XL-Axiata, dan ASLI RI untuk meningkatkan efisiensi pencegahan penipuan dan onboarding. Untuk mendukung perbankan offline maupun berbasis aplikasi, GBG Intelligence Center dilengkapi dengan solusi manajemen fraud secara end-to-end yang dapat membantu bank dalam mengelola sekitar 5.000 pendaftaran setiap hari untuk tahun ini.