Ini Alasan Jasa Pesan-Antar Makanan Tumbuh Lebih Rendah Tahun Ini

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 28 Januari 2021 | 17:53 WIB
Pengemudi Ojek Online membeli pesanan makanan yang diorder dari aplikasi di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pengemudi Ojek Online membeli pesanan makanan yang diorder dari aplikasi di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Layanan pesan-antar makanan diprediksi tumbuh lebih rendah pada tahun ini dibandingkan dengan 2020.

Mobilitas masyarakat yang semakin bebas seiring dengan vaksinasi yang diterapkan pemerintah, membuat aktivitas transaksi layanan pesan-antar makanan akan kembali normal.

Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia Handito Joewono mengatakan pandemi membuat sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor makanan makin inovatif di sisi produk dan pengantaran makanan. Alhasil, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pesan-antar makanan memiliki kesempatan untuk tumbuh.

Meski demikian, kata Handito, layanan ini tidak akan tumbuh terlalu signifikan seperti tahun lalu. Dia menilai layanan pesan-antar makanan merupakan layanan yang memiliki karakteristik cepat tumbuh dan cepat turun.  

Untuk diketahui, berdasarkan laporan Momentum Works yang berjudul Food Delivery Platforms in Southeast Asia, nilai total transaksi (Gross Merchandise Volume/GMV) layanan pesan antar makanan di Asia Tenggara diprediksi mencapai US$11,9 miliar, tumbuh 183 persen dibandingkan dengan 2019 yang mencapai US$4,2 miliar.

Adapun di Indonesia –sebagai pangsa pasar layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara – mencatatkan GMV sebesar US$3,7 miliar. Grab mendominasi 53 persen layanan pesan-antar di Indonesia, sedangkan Gojek 43 persen.  

“Jangan lupa ini [bisnis layanan pesan-antar makanan] adalah bisnis yang memiliki siklus pendek. Jadi kalau hanya mengandalkan sesuatu yang terjadi di 2020, belum tentu Grab dan Gojek mengulang sukses di 2021,” kata Handito kepada Bisnis, Kamis (28/1).

Dia berpendapat dengan pertumbuhan layanan pesan-antar makanan yang signifikan pada 2020, akan banyak perusahaan yang mulai melirik dan mengembangkan layanan pesan-antar makanan pada tahun ini sehingga persaingan makin ketat.

Di samping itu, kata Handito, program vaksinasi dan keinginan untuk bersosialisasi membuat ketergatungan masyarakat terhadap layanan pesan-antar makanan berkurang.

Berbeda dengan tahun lalu, masyarakat masih khawatir untuk keluar rumah dan pembatasan sosial diterapkan dengan cukup ketat.   

Handito pun menilai pencapaian layanan pesan-antar makanan akan tumbuh sekitar 10- 20 persen pada tahun ini.   

 “Menurut saya tahun ini tumbuh sekitar 10 persen – 20 persen sudah sangat luar biasa,” kata Handito. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper