Informasi Gempa Tambah Cepat dan Akurat, Ini Penyebabnya

Fatkhul Maskur
Sabtu, 9 Januari 2021 | 20:23 WIB
Stasiun Seismik BMKG. Pada 2019, BMKG mempercayakan pemasangan 194 stasiun monitoring gempa bumi kepada PT Len Industri, dan berlanjut pada 2020 berupa pemasangan 39 titik stasiun miniregional. Dengan demikian, keseluruhan seismograf BMKG kini berjumlah 411 unit. /Len Industri
Stasiun Seismik BMKG. Pada 2019, BMKG mempercayakan pemasangan 194 stasiun monitoring gempa bumi kepada PT Len Industri, dan berlanjut pada 2020 berupa pemasangan 39 titik stasiun miniregional. Dengan demikian, keseluruhan seismograf BMKG kini berjumlah 411 unit. /Len Industri
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Informasi tentang gempa dipastikan semakin cepat dan akurat lantaran sensor-sensor seismik di Tanah Air menjadi lebih rapat menyusul penambahan 39 stasiun baru.

Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis ICT & Navigasi PT Len Industri Yudhistira Utomo mengatakan sebanyak 39 stasiun seismik miniregional baru telah selesai dipasang per 18 Desember 2021 dan telah beroperasi.

Sebagian besar stasiun itu dibangun bagian timur Indonesia, yang memang masih belum serapat jaringan sensor seismik di wilayah barat Indonesia. Di barat sendiri, dipasang dua stasiun di selatan Pulau Jawa, tepatnya di Yogyakarta.

"Dengan penambahan ini maka sensor-sensor seismik di Tanah Air menjadi lebih rapat. Data yang diterima semakin banyak sehingga akurasi dan kecepatan informasi penentuan gempa dapat meningkat. Saat ini sudah di kisaran 4 hingga 5 menit untuk informasi peringatan gempa (semenjak kejadian),” katanya," katanya seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (9/1/2021).

Meski konfigurasi dan pendekatan pengerjaannya sedikit berbeda dengan stasiun yang dipasang pada tahun lalu, namun dia memastikan kinerja alat justru lebih andal. Stasiun juga tetap menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) produksi Len Industri sebagai sumber catu dayanya.

“Yang membedakan dengan 2019, pada 2021 menggunakan sistem posthole seismometer, dimana seismometer akan dimasukkan ke dalam lubang. Hal ini untuk mengurangi environment noise terhadap data sehingga dapat melakukan improvement kualitas data,” ujarnya.

Pada 2019, BMKG mempercayakan pemasangan 194 stasiun monitoring gempa bumi yang tersebar di seluruh Indonesia kepada PT Len Industri. Kepercayaan tersebut berlanjut pada 2020 untuk memasang lagi 39 titik stasiun miniregional monitoring gempa bumi milik BMKG. Dengan demikian, keseluruhan seismograf yang dimiliki BMKG kini berjumlah 411 unit.

BMKG memiliki program peringatan dini tsunami yang dikenal dengan nama Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Sistem InaTEWS menggabungkan antara data seismik, data GPS, data Buoy, dan data Tide Gauge. Pada sistem InaTEWS, data seismik menjadi ujung tombak observasi, karena dapat mendeteksi potensi tsunami dalam waktu 4 – 5 menit setelah kejadian gempa bumi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak mengalami gempa bumi. Ini karena Indonesia terletak di atas tiga lempeng yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Untuk itulah betapa pentingnya pemerintah melalui BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) terus meningkatkan kemampuannya memperoleh informasi yang akurat mengenai parameter mekanisme sumber terjadinya gempa bumi.

Sebagai perusahaan BUMN yang berbasis teknologi, Len Industri memiliki mimpi besar menjadi penyedia produk dan teknologi infrastruktur sistem sensor peringatan dini kebencanaan di Indonesia. Saat ini Len Industri memiliki peran sebagai integrator sistem maupun pemeliharaan sistem tersebut.

Integrator sistem memiliiki tiga tanggung jawab utama, yakni membangun sistem, menjamin ketersediaan data, dan kualitas data. Perusahaan harus dapat menjamin availability data di atas 90 persen atau bahkan 99 persen.

“Penempatan seismometer itu tidak bisa asal, kami harus mendapatkan kualitas data yang baik. Suhu dan kelembapan ruangan juga berpengaruh karena sangat sensitif,” ujarnya.

Selain di sistem power, belum ada produk sendiri milik Len Industri yang diintegrasikan. Hingga saat ini, prinsipal produk seismohardware sebagian besar berasal dari Amerika sebagai partner selama ini.

“Len membeli barang dari principal. Transfer knowledge saat ini masih sebatas penggunaan dan konfigurasi, tapi tidak tertutup kemungkinan ke depan akan ada ToT atau transfer of technology,” kata Pimpinan Proyek Pemasangan 39 Miniregional PT Len Industri Randy Dwi Rahardian.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper