Pebisnis Startup Kuliner, Ini 3 Kunci Agar Banjir Pendanaan Angel Investor

Akbar Evandio
Minggu, 20 Desember 2020 | 20:23 WIB
Kopi Kenangan mengoptimalkan penjualan melalui online dan media sosial untuk meningkatkan penjualan./istimewa
Kopi Kenangan mengoptimalkan penjualan melalui online dan media sosial untuk meningkatkan penjualan./istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pebisnis rintisan kuliner berbalut teknologi atau startup food technology (foodtech) diingatkan untuk memperkuat tiga kunci agar mudah mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan maupun angel investor.

Ekonom Indef Nailahul Huda mengatakan tiga kunci itu yang utama adalah umpan balik pengguna dalam rating pada aplikasi layanan antar jemput makanan. Hal ini disebabkan karena dalam era ini, antar jemput makanan yang dijalankan Go-Food dan Grab-Food serta jasa kurir lainnya menjadi penilai paling kompetitif. Investor akan tertarik dan mengucurkan dana jika produk memiliki magnitude di tengah masyarakat.

“Mereka [angel investor mapun pemodal] bisa melihat dari rating penyedia F&B tersebut di layanan antar jemput makanan. Selain itu, mereka akan melihat juga apakah F&B tersebut merupakan makanan yang disukai oleh masyarakat. Dan ke depan apa dapat bertahan di tengah pandemi dan kompetisi yang semakin ketat,” ujar Huda, saat dihubungi Bisnis, Minggu (20/12/2020)

Dia menjelaskan bisnis makanan sendiri semakin disukai pemodal lantaran maraknya tren F&B dalam beberapa tahun terakhir.  Ini tercermin dari konsumsi F&B yang cenderung meningkat.

“Dari data statista saja menyebutkan bahwa perkiraan pertumbuhan sektor F&B di Indonesia mencapai 13 persen pada tahun 2020—2025. Terlebih tren makanan "kekinian" seperti Kopi Susu, Makanan Korea, ataupun Makanan Barat yang sedang naik daun,” katanya.

Berdasarkan data statista per November 2020 pendapatan di segmen F&B diproyeksikan mencapai US$ 1,988 juta pada 2020 dan US$ 1,087 juta untuk pendapatan di sisi pengiriman makanan secara daring.

Selain itu, laporan tersebut juga menaksir adanya peningkatan jumlah pengguna diperkirakan mencapai 74,8 juta pada 2025. Kemudian, untuk pengguna US$ 1,087 juta meningkat hingga 10,2 persen hingga 2023.

Huda pun menambahkan bahwa saat ini pendanaan juga bukan cuman berasal dari industri keuangan, tetapi juga berasal dari angel investor.

“Maka tak ayal mereka jadi buruan angel investor untuk menanamkan investasinya di sektor F&B. Terlebih saat ini pelayanan F&B tertolong oleh jasa transportasi daring jadi masih ada harapan bagi mereka untuk bertahan di tengah pandemi,” katanya.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper