Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis kuliner dengan dukungan teknologi diyakini akan tumbuh dobel digit pada 2021 mendatang. Meski begitu, inovasi akan semakin ketat.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan pendanaan pada perusahaan rintisan berbasis kuliner (foodtech) ditaksir akan makin ketat pada 2021. Pasalnya bisnis ini memiliki permintaan pasar yang relatif stabil.
“Tren pendanaan kuliner akan terus meningkat, karena pangsa pasar makanan dan minum selalu stabil tumbuh 10 persen setiap tahun. Untuk pendanaan startup kuliner pada 2021 saya kira akan tumbuh sekitar double digit,” kata Dianta saat dihubungi Bisnis, Minggu (20/12/2020).
Dampaknya, tren startup kuliner akan makin masif. Apalagi di tengah pandemi orang beralih ke bisnis makanan rumahan yang menjadi celah bisnis baru.
Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk memenangkan pasar ke depan, maka model bisnis dan keunikan konsep jasa digital menjadi kunci.
“Pemodal akan optimis melihat foodtech hari ini dan nanti, selain pemain yang terus bertumbuh, tetapi karena pangsa pasar utama adalah kaum milenial dan generasi Z yang juga dekat dengan teknologi,” ujarnya.
Berdasarkan data statista per November 2020 mencatatkan bahwa pada 2020 pangsa yang memesan makanan dan minuman melalui aplikasi daring didominasi oleh pengguna berusia 25-34 tahun dengan angka 31,1 persen.
Sekedar catatan, hingga jelang tutup Desember 2020 ini, terdapat enam perusahaan rintisan yang memperoleh pendanaan, yakni Hangry US$3 juta, Kopi Kenangan US$109 juta, YummyCorp US$12 juta, Mangkokku dan Haus! masing-masing US$2 juta, serta Greenly yang tidak disebutkan nilainya.